Mohon tunggu...
Ruslan Abdul Munir
Ruslan Abdul Munir Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Writer

Random content

Selanjutnya

Tutup

Diary

Lebih dari Uang dan Prestasi: Bersyukur Kunci Kebahagiaan Sejati

24 Agustus 2024   14:26 Diperbarui: 24 Agustus 2024   14:29 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pexels.com/Kripesh Adwanir)

Dengan apa kebahagiaan diukur, dengan uangkah? atau dengan prestasi? Tidak, melainkan dengan penerimaan dan kepasrahan yang sungguh-sungguh. Apapun yang telah menjadi bagian kita itulah yang terbaik dan harus kita jalankan.

Terkadang hidup memang terkesan tidak adil, kita seringkali membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, padahal sebahagia apapun orang lain di pandangan kita, tentu mereka pasti memiliki luka ataupun titik dimana mereka tidak merasa bahagia.

Seorang yang kaya yang memiliki banyak uang akan selalu merasa tidak bahagia selama masih menginginkan banyak hal. Namun seorang yang sederhana dan tidak menginginkan hal lebih, cenderung akan lebih dekat dengan kebahagiaan.

Sebab, kebahagiaan yang paling utama dan dapat kita rasakan itu adalah kebahagiaan yang kita ciptakan sendiri bukan dari preferensi orang lain. Karena, sampai kapanpun jika kita terus mengikuti standar orang lain maka kita tidak akan pernah merasakan kebahagiaan itu.

Hidup memang terus berputar, seperti kata pepatah hidup itu seperti roda yang berputar kadang kita berada di atas dan kadang kita berada di bawah. Hal ini memang harus kita yakini bahwa memang hidup adalah sebuah perjalanan yang harus kita tempuh dengan segala rintangan di dalamnya.

Ketika kita sedang berada di bawah, kita perlu bersyukur dan tetap berusaha dan yakin bahwa suatu saat kita akan berhasil dan menjadi apa yang kita inginkan. Begitu pula ketika kita sudah berada di atas, sebisa mungkin kita harus selalu bersyukur bahwa di luar sana masih banyak orang yang di bawah kita.

Setiap orang pasti memiliki proses yang panjang demi mendapatkan kehidupan yang mereka inginkan. Setiap proses itu yang selalu harus kita perhatikan dan jadikan sebagai pelajaran untuk ke depan menjadi lebih baik. Bukankah guru terbaik itu adalah pengalaman?

Tapi, itu hanyalah makna kebahagiaan yang menurutku terlihat klasik memang. Karna jika dimaknai secara luas, sekarang ini standar kebahagiaan seseorang terletak pada apapun, selagi dirinya hidup termasuk hal-hal kecil sekalipun dapat menjadi sumber kebahagiaan.

Sekecil meminum secangkir kopi di pagi hari, sekecil menyeduh mie instan dengan telor setengah matang di malam hari, sekecil makan sambil nonton tayangan kesukaan, ataupun bagiku sekecil melihat senyum orang- orang di sekitar, lantas membuat ku sangat bahagia.

Senyum tulus yang selalu aku lihat, adalah bentuk terkecil yang dapat membuatku ikut bahagia, sekalipun saat itu aku sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Bagiku senyuman itu seakan menjadi energi positif yang bisa membuat siapapun yang melihatnya merasa bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun