Pada hari Kamis, 19 September 2024, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) menggelar program "Goes To School" di SMK Pembangunan Jaya Yakapi, Jakarta.Â
Dengan tema "Memperkuat Nasionalisme dan Hak Asasi Manusia: Membangun Kesadaran Sejarah untuk Generasi Masa Depan," kegiatan ini diadakan sebagai upaya untuk memperkuat kesadaran sejarah, nasionalisme, dan hak asasi manusia di kalangan siswa-siswi tingkat sekolah menengah.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.30 hingga 11.30 WIB ini dihadiri oleh Kepala Sekolah SMK Pembangunan Jaya Yakapi, para wakil kepala sekolah, serta guru-guru. Para peserta, yang terdiri dari siswa-siswi kelas 11, sangat antusias mengikuti sesi yang dipandu oleh dua narasumber utama dari FKIP UHAMKA.
Hari Naredi, M.Pd., Wakil Dekan 3 FKIP UHAMKA sekaligus dosen sejarah, menjadi narasumber pertama. Dalam paparannya, beliau membahas pentingnya nasionalisme di kalangan remaja. "Generasi muda adalah penjaga masa depan bangsa. Kalian memiliki peran vital dalam menjaga persatuan dan kesatuan negara ini," ujar Hari, yang mengajak para siswa untuk memahami nilai-nilai kebangsaan dengan lebih mendalam dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Narasumber kedua, Ahmad Ruslan, M.Pd., yang juga dosen Program Studi Sejarah di FKIP UHAMKA, menyampaikan materi mengenai implementasi hak asasi manusia (HAM) di sekolah. Ia menekankan bahwa HAM bukan hanya konsep besar yang ada di tingkat global, melainkan juga dapat diimplementasikan di sekolah melalui praktik-praktik sederhana seperti menghargai perbedaan pendapat, hak-hak siswa, dan tidak melakukan praktik-praktik Bullying. "Sekolah adalah tempat kita belajar bukan hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang bagaimana memperlakukan sesama dengan adil dan bermartabat," tegas Ahmad.
Kepala Sekolah SMK Pembangunan Jaya Yakapi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada FKIP UHAMKA atas inisiatif penyelenggaraan kegiatan ini. Beliau menilai, melalui acara ini, siswa-siswi mendapatkan kesempatan untuk memperdalam pengetahuan tentang sejarah dan pentingnya menjaga nasionalisme serta memahami HAM sejak dini. Hal ini sangat relevan dalam menghadapi tantangan globalisasi yang kian kompleks.
Selain sesi penyampaian materi, para siswa juga aktif berdiskusi dengan para narasumber. Salah satu siswa menanyakan bagaimana peran generasi muda dalam menjaga persatuan di tengah perbedaan yang ada di masyarakat. Menjawab pertanyaan tersebut, Hari Naredi menekankan bahwa kunci dari menjaga persatuan adalah dengan menghargai perbedaan dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebangsaan yang telah menjadi identitas bangsa Indonesia.
Ahmad Ruslan juga menambahkan bahwa sekolah memiliki peran besar dalam menanamkan kesadaran HAM kepada siswa-siswinya. Dengan lingkungan yang kondusif dan sikap menghargai sesama, sekolah dapat menjadi tempat yang baik untuk membangun generasi yang sadar akan pentingnya hak asasi manusia.