PENDIDIKAN ISLAM DAN MOBILITAS SOSIAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing:
Bahrul Munib, S.H.I, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Muhamad Idris Solihin (221101010051)
A. Latar Belakang
Setiap orang pasti ingin mencapai status juga penghasilan yang lebih tinggi dari yang sudah diraih orang tua mereka. Setiap orang tentu menginginkan hidup yang sudah berkecukupan, meski mungkin berlebihan. Impian tersebut merupakan hal yang wajar karena manusia pada dasarnya mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Seperti halnya ketika kita bertanya kepada seorang anak apa keinginannya, ia menjawab dengan pernyataan yang biasanya berkonotasi kehidupan yang baik. Yang penting adalah apakah keinginan, impian serta cita-cita seseorang sukses atau tidak sama sekali sukses sepanjang hidup seseorang.
Dalam masyarakat modern banyak kita temui fenomena impian akan status sosial dan pendapatan yang lebih meningkat. Hal ini menjadi insentif bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas sosial agar dapat hidup sejahtera. Namun pada kenyataannya, tidak hanya mobilitas sosial di masyarakat yang meningkat ke tingkat yang lebih tinggi, namun banyak juga mobilitas sosial yang menurun tanpa direncanakan.
Pendidikan pada hakikatnya ialah alat untuk membimbing anak didik mencapai tingkat kesadaran sosial yang lebih diatasnya dibandingkan sebelum mereka menjalani pendidikan. Tetapi dalam perjalanan pendidikan Islam terkadang memisahkan anak didik dari kehidupan sosial mereka. Sebab, pendidikan Islam yang ditawarkan sudah tidak sesuai lagi dengan realitas masyarakat. Namun lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan pasar. Sehingga setelah menyelesaikan pelatihannya, siswa tidak lagi peka terhadap realitas sosial, melainkan menghilang dari realitas sosial.
Melihat kenyataan tersebut, maka perlu adanya perubahan arah pendidikan Islam. Sehingga pendidikan Islam dapat memenuhi perannya sebagai motor mobilitas sosial. Hal ini dikarenakan pendidikan Islam sebagai pembentukan intelektual anak didik ialah faktor yang sangat penting dalam perubahan masyarakat. Juga bisa dianggap bahwa perubahan dalam masyarakat bergantung pada pendidikan Islam para santrinya. Misalnya ketika pendidikan Islam mengajarkan bahwa komunisme, kapitalisme, dan anarkisme itu tidak baik. Jadi para siswa tidak akan mengulangi hal itu. Contohnya, untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, seseorang perlu memiliki kepekaan terhadap realitas sosial, sehingga murid-murid yang dihasilkan akan selalu terlibat dalam analisis sosial.