Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Verifikasi dan Akun Anonim

3 Desember 2015   06:48 Diperbarui: 3 Desember 2015   06:48 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ada hal yang menarik ketika sidang Mahkamah kehoratan Dewan(MKD) terjadi Rabu (2/11) kemarin. Apa yang disampaikan politisi senior Golkar, Kahar Muzakar tentang tulisan di kompasiana dengan judul : Bukalah topengmu wahai Sudirman Said. Sejenak saya terhenyak .

Sudirman Said ketika itu nampak emosi. Wajahnya memerah. Ekspresi itu ditambahkan dengan statement menteri ESDM yang menyatakan tulisan itu dibuat orang yang tidak gentelement. Sudirman said pun berniat menggugat secara hukum terhadap sipenulis anonim tersebut.

Dikompasiana dengan angka hampir 300.000 orang yang bergabung nampaknya seperti busa. Penulis jadi berpikir dari jumlah sebanyak itu berapakah akun yang tidak terverifikasi atau sengaja tak mau mem-verifikasikan tulisannya. Ini sebuah pertanyaan . Jangan jangan lebih banyak hantu ketimbang manusia beneran. (Cuma ada cerita juga memverifikasikan akun kompasiana sungguh meminta kesabaran tersendiri , penulis sendiri harus menunggu beberapa bulan)

Ketika kasus Budi Gunawan sebagai calon kapolri menyeruak, tulisan di kompasiana juga membuat heboh dengan judul : Rumah kaca. Tak ayal tulisan ini membuat jagad politik Indonesia heboh. Ketua KPK Abraham Samad akhir terseret dan jadi terdakwa oleh sebuah kasus remeh temeh.

Penulis sebagai salah satu warga kompasiana merasa terusik. Ada Pihak yang sengaja menunggangi kompasiana untuk melakukan manuver politik untuk menyerang pihak tertentu. Sayangnya, itu semua dilakukan dengan tidak fair, menutup diri , anonim, tidak jelas. ‘Lempar batu sebunyi tangan’. Malah jauh lebih pengecut ketimbang ISIS yang tak beradab tapi berani mengakui bertanggung jawab atas ulah bejadnya.

Kejadian tulisan anonim yang menghajar pihak dan lembaga tertentu di kompasiana memang bukan hal baru. Sejak penulis belum bergabung, sudah banyak cerita dari para senior kompasianer yang memberikan banyaknya tulisan yang mengguncang jagad politik Indonesia atau menelanjangi aib pribadi seseorang.

Perlu Verifikasi dan Aturan Baru.

Melihat hal ini penulis sangat menyayangkan tindakan tak bertanggung jawab. Literasi yang dibangun dikompasiana bisa busuk dan tak berguna bila isi dikompasiana selalu digunakan pihak tuyul yang sama sekali tidak memberikan hal positif.
Membangun dunia literasi yang sehat dan bertanggung jawab harus segera dimulai. Kompasiana seharusnya menjadi garda terdepan . Menjadi faktor positif bagi bangsa dan negara. Memberikan kritikan yang membangun, menyampaikan keberatan dengan elegan, menuliskan kegundahan dengan dewasa.

Pagi ini sehabis hujan penulis merasakan panas yang tak tahu datangnya darimana. Kecintaan pada kompasianalah yang membuat panas itu datang. Dan untuk menurunkan panas itu maka penulis salurkan melalui artikel ini. Nah, sekarang suhu mulai turun dan normal kembali.

Kompasiana sbagai blog warga, blog terbuka dimana kebebasan mengeluarkan pendapat dijamin UUD negara ini . Setiap orang boleh menuliskan apasaja tentu ada batasan yang dibuat pihak admin. Walau ada batasan dan aturan, tulisan para kompasianer masih ada yang menohok , memojokkan baik pribadi, lembaga, hingga simbol negara seperti presiden. Kalau sesuai data, fakta dan berimbang tentu hal itu boleh saja dilakukan. Tapi bila dilakukan dengan motif menjatuhkan, membunuh karakter dan memancing kekisruhan dengan fitnah keji yang tak berdasar. Lalu apa jadinya ?

Kompasiana perlu membuat aturan yang lebih jelas dan tegas. Tulisan yang tayang harus dari akun terverifikasi , bila belum terverifikasi tulisan harus melalui filter terlebih dahulu oleh admin dengan jeda minimal 1 jam. Bila layak tayang maka ditayangkan bila tidak lebih baik dihapus ketimbang menjadi masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun