Lelaki tua itu melotot tajam. Biji matanya seperti hendak keluar, Dari bibirnya yang hitam keluar kata kata kotor. Meyumpahi wanita yang duduk dipojok ruangan. Tak ada perlawanan. Wanita muda dengan wajah dingin itu hanya menunduk dalam.Menatapi lantai seperti ada lukisan yang menentramkan hatinya . Tak ada yang dilakukan wanita muda itu selain berdiam diri.
Lelaki tua itu nampaknya belum puas hingga asbak kaleng terlempar meghantam lantai. Suaranya keras membuat wanita muda sedikit kaget. Abu rokok yang menumpuk didalam asbak berterbangan lalu jatuh mengotori lantai yang sudah kotor.
Kemarahan lelaki tua itu seperti tak pernah mereda. Semakin keras dan semakin membabi buta. Barang barang diatas meja habis berterbangan . Asbak menjadi benda terakhir yang melayang . Sebelumnya dua gelas kaleng, dua piring plastik dan dua mangkuk aluminium juga telah kandas dilantai.
Lantai menjadi kotor dan basah. Debu rokok menempel. Sisa sisa ampas kopi hingga nasi yang kering menjadi lukisan abstrak. Tak jauh dari lelaki tua itu pembalut dewasa tergeletak . Berbau amoniak yang membuat pusing kepala.
Lelaki tua masih terus mengomel . Belum ada tanda tanda lelaki tua itu kehabisan tenaga. Walau umpatannya kini berubah aneh. Memaki maki seorang nama lelaki. Kata kata kotor terus menghiasi umpatannya.
Wanita muda itu lalu bangkit dan mengambil sapu berusaha membersihkan sisa kekacauan . Setelah itu mengepel kotoran yang menempel diatas lantai . Dengan gerakan yang cekatan wanita itu terus saja membersihkan lantai . Walau umpatan umpatan kasar terus keluar dari mulut hitam lelaki tua itu. Wanita muda itu kini tak ambil peduli apalagi bukan dirinya yang menjadi sasaran umpatan.
Setelah sisa kekacauan berhasil dibersihkan wanita muda itu lalu mendekati lelaki tua itu lalu mengikatkan kain kemulut lelaki tua itu hingga suara umpatannya tak lagi terdengar kecuali rontaan yang kini melemah. Wanita muda itu lalu memeriksa ikatan tangan lelaki tua itu di ranjang besi . Dengan sigap , wanita itu mengikat ulang hingga jeratan kain yang membelenggu tangan kanan lelaki tua itu semakin kuat.
Wanita muda itu melirik jam dinding yang menempel ditembok sebelah kanan . Lalu tak lama, wanita muda itu mengambil beberapa obat yang tersimpan didalam sebuah kotak besi yang menempel didinding. Setelah itu tiga macam obat berbentuk tablet digerus menggunakan wadah porselen berwarna putih hingga menjadi butiran halus.
Setelah tercampur butiran obat itu dimasukkan kedalam cangkang pil berwarna merah muda. Perlahan tapi pasti seluruh butiran obat sudah berpindah kedalam cangkang pil. Setelah semuanya beres dengan hati hati satu tangan wanita muda itu membuka kain penutup mulut lelaki tua sementara tangan lainnya memasukkan pil dengan cepat kedalam mulut lelaki tua itu.
Setelah itu satu gelas air putih diangsurkan kemulut lelaki tua itu hingga airnya masuk kedalam mulut lelaki tua tersebut. Kain penutup mulut kembali diikatkan wanita itu. Lelaki tua itu kini melemah lalu matanya perlahan lahan menutup sempurna.
****