Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nyanyian Nyinyir Nyai Nyoblos Part 4

23 Januari 2014   16:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Waktu menjelang pemilu sudah semakin dekat, alat peraga kampanye sudah mulai digelar. Bendera, poster, baliho, spanduk  mulai menghiasi seluruh tempat. Mulai dari perumahan, jalan kampung, jalan protokol, pasar, ruko hingga kuburan jadi tempat memasang alat peraga atau tanda gambar. Foto foto caleg sudah terpampang bak cendawan yang tumbuh di musim hujan. Mulai dari ukuran kecil hingga ukuran raksasa semuanya seperti berlomba. wajah kampung nyai nyoblos juga mulai penuh dengan gambar alat peraga. Nyai nyoblos beserta tim sukses bekerja siang malam untuk memasang tanda gambar caleg.

Semua tempat yang memungkinkan di pasang jadi lahan empuk berkampanye. Batang batang pohon jadi media yang paling efektif. Padahal KPU sudah memberikan aturan untuk melarang memaku tanda gambar pada batang pohon. hasilnya batang pohon jadi korban paling menderita. ia adalah martir bagi demokrasi . Derita batang pohon menjadi saksi pertarungan politik .

Nyai nyoblos malam ini beraksi untuk memasang tanda gambar caleg partai A. semua tim sudah berkumpul dan mulai berkeliling kampung memasang tanda gambar. dari jam 10 malam hingga jam 2 dini hari tugas memasang tanda gambar selesai sudah. Nyai nyoblos pulang ke rumah dan timnya juga bubar. Pagi harinya alangkah kagetnya Nyai Nyobos mendapat laporan bahwa tanda gambar caleg yang dipasangnya semalam telah raib hilang di copot orang yang  pasti punya maksud tertentu.

Nyai nyoblos naik pitam, kemarahannya tak terbendung. Seluruh tim dikumpulkan. Ia ingin mendapat laporan selengkapnya. Pengusutan harus dilakukan maka dibuatlah tim khusus pencari fakta.Sementara tim pencari fakta bergerak Nyai nyoblos memasang tanda gambar caleg partai B. Malam harinya semua tim kembali memasang tanda gambar partai B. pemasangan selesai tepat menjelang pukul 3 dini hari. Semua tim bubar termasuk nyai nyoblos yang sudah kelelahan. esok paginya tanda gambar caleg partai B juga hilang di copot orang. Nyai nyoblos ngamuk dan membentuk tim pencari fakta jilid 2.

Juga ketika tim pencari fakta jilid 2 bergerak, Nyai nyoblos dan timnya kembali memasang tanda gambar caleg partai C. Semalam suntuk mereka memasang tanda gambar caleg partai C. semua beres pukul 3  pagi. Nyai nyoblos dan timnya bubar.

Pagi itu juga Nyai nyoblos dapat laporan tanda gambar caleg partai C juga ikut dicopot dan raib tanpa bekas.Nyai nyoblos marah bukan kepalang. Tim pencari fakta jilid 3 dibentuk. maka ketiga tim pencari fakta ini bergerak mengusut otak dari pencopotan tanda gambar 3 partai yang di usung Nyai nyoblos. Tim bekerja seperti siluman. Mencari dalam senyap dan diam. Persis intelijen di film film holywood .

Seminggu pencarian 3 tim pencari fakta belum juga menemukan otak pelaku pencopotan tanda gambar. Pengusutan seperti tak menemukan titik terang. Saksi saksi tak ditemukan. Sidik jari apalagi tak bisa dilacak. Satu satunya informasi yang bisa didapat adalah coletehan seorang anak kecil berusia tiga tahun.

Anak kecil itu melihat beberapa orang berpakaian ala ninja dan bertopeng yang mencopoti semua tanda gambar caleg. Anak kecil itu melihatnya ketika baru kembali dari surau tempat dimana ia ketiduran.Pagi itu sebelum azan shubuh . Info itu membuat nyai nyoblos meradang... siasatnya bisa terungkap. buru buru ia membubarkan 3 tim pencari faktanya dan menolak ucapan anak kecil berusia 3 tahun itu. Case closed...

Adiyasa , 23  Jan 2014, 16: 06

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun