Aktifitas menulis adalah aktifitas yang membuat hampir semua indra bekerja. Dengan menulis , kita menuaikan ide, gagasan, kesadaran, keilmuan, perasaan hingga ketrampilan layaknya seorang penyanyi, penari hingga pelukis. Menulis walau tak diwajibkan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan khusus tetap meminta sesuatu yang akan kita bagikan. Ada transformasi pada ide dan gagasan hingga menjadi rangkaian huruf dan kata hingga menjadi kalimat kalimat yang bernas.
Menulis bisa dilakukan dalam keadaan apapun. Tidak seperti aktifitas manusia lainnya. Menulis dalam keadaan emosi apapun bisa dilakukan. Ketika sedang marah, maka tulisan akan membentuk hentakan emosi yang meluap luap. Ketika kita sedang sedih maka hasil tulisan kita akan mengharu biru, menyayat dan penuh dengan ungkapan pedih dan lara. Pun ketika kita sedang terjebak dalam perasaan cinta, tulisan kita jauh lebih berbunga bunga. Produktifitas menulis kita sedang dalam posisi menanjak . Cinta memang membuat segalanya indah termasuk ketika kita sedang menulis.
Adakah Waktu Khusus Untuk Menulis
Saya sendiri tak pernah menyediakan waktu khusus, walau ada beberapa orang yang menyediakan dan mengalokasikan waktu khusus. Bagi saya menulis seperti menumpahkan uneg uneg dihati. Melemparkan segala beban yang menggayut di kepala. Menulis lebih sebagai sarana menuaikan ide dalam wadah yang akan kita baca secara pribadi maupun dipublish sehingga dibaca banyak orang.
Tapi saya menulis ketika ada kesempatan untuk menulis, atau bila kepentok dan saya sudah dalam taraf 'libido' menulis saya sedang tinggi. saya harus segera mencari penyaluran. Kesempatan itu harus segera dibuat. Setelah menulis dan menghasilakan bentuk tulisan maka dengan sendirinya 'orgasme' menulis itu terpenuhi. Jangan ditanya tentang kepuasan, menulis bagi saya selalu membuat saluran otak dan hati saya puas. Plong...tanpa beban. Karena diawal menulis saya tak menargetkan apa apa dan tak berharap apa apa juga. Menulis adalah proses mengalir layaknya air mencari jalannya.
Menjadi diri sendiri
Menulis bagi saya adalah proses alami yang terjadi didalam pikiran dan perasaan kita. lalu mengkristal dalam bentuk ide. Kristal kristal yang menumpuk lalu dipoles dalam ketrampilan memilih kata kata yang pas. Tidak berlebihan dan tidak miskin ide. Kristal itu tak harus mengkilap hingga orang terperdaya . Kristal itu juga harus asli dan bukan rekayasa yang menafikan keaslian perasaan kita.
Menulis apa yang ada. Apa yang terlintas, apa yang terlihat, apa yang terdengar, apa yang terbetik. menulis dengan perasaan yang dalam dengan tujuan sebagai muara dari pelepasan ide dan gagasan. Walau terlihat sangat sederhana tulisan adalah apa yang ada di dalam benak sipenulis.
Menulis Tanpa Tekanan
Mengalirlah, jangan menekankan, jangan memaksakan, jangan mengintimidasi perasaan kita ketika menulis. Dan jangan menulis dengan kebohongan, kepalsuan, kebencian, menulis harus dengan hati dan dialirkan pada sungai bening kemanfaatan. Menulislah demi kebenaran, menulislah demi kebahagian orang lain.
Menulis dengan tekanan dan paksaan hanya menghasilkan tulisan yang keras, kaku dan dangkal. Ada penulis yang memaksakan kehendak, memalsukan kebenaran, mengibarkan panji permusuhan demi kontroversi yang akan menaikan ratingnya secara instan dan palsu. Makna tulisan akan samar dan tak jelas.