Pernahkah anda punya masalah ketika akan berangkat  menuju bandara  atau kembali dari Bandara Sukarno-Hatta ? lalu lintas yang padat ? atau  jalan tol Bandara tergenang air hingga sulit dilewati ? nampaknya cerita ini mungkin akan berbeda pada pertengan tahun depan.
Pemerintah melalui PT Railink resmi akan mengoperasikan KA Bandara . Bandara Sukarno-Hatta  akan memiliki satu pilihan transportasi dari dan ke bandara. Sebuah alternatif yang akan mengubah pergerakan pengguna pesawat terbang. Setiap tahun tak kurang dari 6 juta orang menggunakan transportasi udara dari Bandara Sukarno-Hatta.
Sebuah angka yang sangat tinggi. Pergerakan pegguna pesawat memang terus naik secara signifikan. Sayangnya, pergerakan ini kadang mengalami kendala ketika orang akan meninggalkan bandara. Tingkat kepadatan jalan raya sangatlah tinggi. Tak ayal hal ini menimbulkan masalah antrian dan kemacetan yang membuat jadwal dan kenyaman terganggu.
Moda bus bandara memang sudah ada. Namun jadwalnya seringkali kacau karena lalu lintas yang sulit diprediksi. Belum lagi daya angkutnya terbatas . Moda berbasis rel memang bukan hal baru. Bandara Internasional dengan kapasitas besar selalu dilengkapi transportasi berbasis rel.
Baru bandara Kualanamu (Sumut) yang memiliki KA Bandara. Beroperasi sejak 25 Juli 2013. KA Bandara Kualanamu menjadi pelopor KA Bandara di Indonesia . Keberhasilan KA Bandara Kualanamu memecut semangat PT Railink untuk memecahkan kebuntuan KA BaSuTa. Padahal rencana KA BaSuta sudah ada sejak 2006. Kendala teknis pengadaan tanah yang nampaknya  mementahkan rencana besar itu.
Saat ini dengan payung hukum yang ada yaitu Keputusan Presiden no.83 tahun 2011. Kendala teknis pengadaan tanah dapat ditembus. Ada 12,3 Km jalur baru yang dibangun PT Railink. Mulai dari bandara Sukarno-Hatta hingga menembus stasiun Batu Ceper , Tangerang.
Pembebasan lahan berhasil dilalui walau ada beberapa kendala yang perlu diselesaikan . kendala itupun sudah berhasil  diselesaikan melalui mekanisme hukum yang berlaku. Dengan keputusan MA , nampaknya proses pengadaan lahan bisa selesai dengan baik.
Murni Dana Konsorsium Bank Nasional
Pembiayaan KA Basuta memang tidak menggunakan dana APBN atau APBD. Seratus persen didanai melalui mekanisme konsorsium Bank Nasional. Artinya KA BaSuta murni proyek untung rugi. Efisiensi dan pengelolan profesional mutlak dijalankan. Karena PT Railink harus membayar pendanaan konsorsium Bank maka hitungan yang dilakukan harus cermat. Satu sen rupiah harus menghasilkan hal produktif.
Jadi tak salah bila segmen yang diambil adalah segmen premium . Dimana tarif yang diberlakukan adalah tarif profit bukan tarif ekonomis. Apalagi tak ada PSO dari pemerintah layaknya commuterline atau kereta ekonomi. Â
PT Railink nampaknya tak main main. Â Pilihan yang diambil adalah menjalankan KA Bandara kelas eksklusif . Rangkaian kereta yang dipilih adalah kereta asal Swedia . Perusahaan kereta Bombardier yang memiliki tingkat kenyamanan maksimal. Walau begitu untuk kepentingan alih teknologi Bombardier harus berkerjasama dengan PT INKA.