[caption id="attachment_364875" align="aligncenter" width="560" caption="Gambar : www.jagadiri.co.id"][/caption]
Pagi hari di Minggu yang cerah seorang teman mengajak olahraga berkeliling komplek perumahan. Kami pun berjalan kaki mengelilingi kompleks lalu menyebrang ke komplek perumahan sebelah. Maksud hati ingin mengunjungi seorang teman di perumahan tersebut. Sayang, si teman sedang tugas sehingga kami pun pulang kembali. Ditengah perjalanan kami sempatkan mengunjungi seorang kenalan yang berjualan bensin eceran di sisi jalan yang cukup ramai.
Pembicaraan kami hanya berkisar pada kehidupan sehari hari. Pembicaraan santai ala angkringan. Sampai akhirnya si kenalan penjual bensin bercerita tentang kejadian yang menimpa adik ipar dan anaknya yang berusia 2,5 tahun sebulan yang lalu. Sebuah kecelakaan yang memilukan. Sebagai seorang penjual bensin eceran yang tidak begitu mengerti keamanan dan keselamatan kerja. Tanpa alat keamanan sama sekali malam itu seorang pengendara motor odong odong bermaksud membeli bensin. Si penjual bensin sudah meminta pengendara odong odong mematikan mesin. Namun permintaan itu tak diindahkan karena alasan motor odong odongnya akan sulit dihidupkan kembali bila mesin dimatikan.
Kejadiannya begitu cepat , pengisian bensin ke tangki motor itu ternyata memancing percikan api yang dengan cepat menyambar derijen bensin dan motor odong odong. Sambaran api yang begitu cepat langsung mengenai si pengendara motor dan si penjual bensin . Yang sangat memilukan karena kaget si penjual bensin melemparkan derijen yang telah disambar api dan mengenai anak kesayangannya yang masih berusia 2,5 tahun yang berdiri tak jauh dari dirinya. Kebakaran itu berlangsung cepat dan melukai tiga orang sekaligus pada malam itu. Keadaan yang penuh kepanikan itu membuat suasana menjadi kalut . Malam itu juga tiga korban kebakaran dilarikan ke rumah sakit. Ironisnya korban kebakaran yang sedang kritis dimintai uang muka 20 juta di sebuah rumah sakit swasta. Karena tak punya uang sebesar itu dan tak punya jaminan asuransi kesehatan , 3 korban akhirnya dibawa ke sebuah rumah sakit umum daerah lebak.
Mendengar cerita pilu itu saya jadi bergidik ngeri. Membayangkan api yang berkobar dan menyambar tubuh. Luka bakar yang dialami ketiganya terbilang cukup serius dan membutuhkan perawatan khusus yang pasti menelan biaya cukup besar. Keluarga si penjual bensin yang notabene adalah keluarga sederhana dengan penghasilan terbatas dari menjual bensin eceran dan warung kecil . Beruntung ada swadaya dari keluarga besar dan para dermawan yang turut membantu meringankan biaya rumah sakit.Walau ia mengaku tetap menjual seluruh perhiasan emas milik istrinya dan beberapa barang elektronik yang ia miliki, termasuk menggadaikan sepeda motor satu satunya untuk menambah biaya rumah sakit yang mencapai hampir 40 juta rupiah.
Peristiwa kecelakaan , sakit hingga kematian adalah peristiwa yang bisa datang secara tiba tiba. Sifatnya bisa insidental. Walau tak ada yang ingin mendapatkan musibah penyakit , kecelakaan atau kematian tapi kejadian ini sangat mungkin kita alami. Potensi resiko tetap ada. Mengantisipasi dampak ini perlu adanya persiapan agar kejadian ini tidak menambah sengsara. Layaknya pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah kena musibah malah ditambah derita lanjutan.Kejadian memilukan si penjual bensin eceran itu mungkin akan berbeda bila ia telah memiliki asuransi yang meng-cover biaya rumah sakit. Yang pasti ia tak akan mungkin ditolak rumah sakit dan tak terlalu risau dengan biaya rumah sakit yang cukup besar. Cerita ini mengingatkan penulis pada sebuah asuransi JAGADIRI.
Cerita si penjual bensin eceran memang berbeda dengan kisah mantan pemain sepakbola terkenal asal Inggris, David Beckam. Pemain yang lama merumput di Manchester United (MU) dan pernah menjajal liga sepakbola Amerika serikat ini meng-asuransikan sepasang kakinya senilai US$ 70 Juta bila dikonversi dengan nilai tukar rupiah Rp 12,000 maka akan setara dengan Rp 840 Milyar . Fantastis bukan. Sebuah nilai yang sangat tinggi. Namun sangat wajar karena dari sepasang kaki itulah David Beckham menjadi terkenal dan menerima pundi pundi uang yang juga fantastis. David Beckham sangat sadar artinya asuransi kesehatan bagi dirinya. Cidera kaki sangat mungkin disandang seorang pemain. Dari cidera ringan hingga cidera berat yang bisa memupus karir seorang pemain sepakbola profesional. David Beckam bisa menjadi contoh yang patut kita tiru.
Kisah penjual bensin eceran dan kisah David Beckham adalah cerita tentang perlunya asuransi kesehatan menjadi bagian dari kehidupan kita sehari hari.
Momok Asuransi
Asuransi di negeri ini masih dipandang sebelah mata. Sebagian masyarakat Indonesia masih skeptis melihat perusahaan asuransi . Permasalahan ini terkait dengan tiga hal yang sering terjadi :
- Proses yang berbelit belit dan Persyaratan yang kadang rumit. Momok ini sangat terasa ketika asuransi yang akan kita beli menjejali banyak klausul dan persyaratan seperti pemeriksaan kesehatan , tidak pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya, tidak mengidap penyakit tertentu yang tidak dijaminkan. Dan banyak lagi proses dan persyaratan yang diminta.
- Klaim Yang tidak sesuai dengan Janji Agen. Peserta asuransi sering kali dibuat kesal oleh agen asuransi yang terkadang memberikan janji manis diawal namun ketika hendak melakukan klaim banyak hal yang berbeda. Mulai dari waktu yang lama, hingga aturan klausul yang membatalkan klaim si pembeli asuransi. Padahal si pembeli asuransi sedang dalam posisi kesulitan.
- Premi yang mahal dan Uang yang tak kembali. Mahalnya biaya premi asuransi dan momok uang yang hilang tak kembali membuat banyak orang berpikir dua kali untuk membeli polis asuransi.
JAGADIRI Sebuah Solusi, Asuransi Tanpa Beban.