[caption caption="Sumber Foto : Dokumen pribadi"][/caption]Tinggimu tak sampai 155 cm, bobotmu tak lebih dari 50 Kg. Sendimu seperti benang layangan. Napasmu tak sepanjang Mr Bolt. Jarimu tak seindah Syahrini. Tungkaimu tak sekuat Many Pacqiou. Nyalimu tak senekad Valentino Rossi. Tapi fisikmu nyaris sempurna di mataku, geliat sendimu melabas habis ribuan debu di ruang depan.
Tarikan nafasmu menari gesit menata dapur yang terus saja dimuati piring dan gelas kotor.
Medan juangmu ada di dapur, sumur dan kasur tapi baktimu menyamai wanita bertitel panjang. Menyamai gadis lentik di depan resepsionis. Melewati gadis pirang pembawa payung. Jauh lebih gemulai dari gadis pembawa papan score .
Desah dan peluhmu bermandikan sunyi senyap. Walau kantuk lelahmu menikam ketika sekecil rewel dan minta susumu. Kau paksakan tetap terjaga. Tak ada puja puji. Padahal 18 jam lebih kau berjuang.
Kau layak
Ku panggil kau pahlawan hidupku sepanjang sisa umurku. Karena kau adalah ibu dari anakku.
Ibu dari semua masadepan bangsa ini.
Â
(Menjelang fajar hari pahlawan, 10/11/15)
Â
Â