Serius ? Coba saja kalau tak percaya. Saya tak ingin bikin sensasi diartikel ini. Saya alami sendiri. Karena saya tak ingin ada korban jatuh lagi.
Ruas jalan Raya Serang adalah jalan yang telah berumur sangat tua. Bahkan digadang gadang, jalan raya serang adalah jalan pos yang dibangun zaman Gubernur Jenderal  Densdels  untuk menyambungkan Anyer diujung barat dan Panarukan diujung Timur pulau Jawa.
Jalan utama ini merupakan jalan penghubung provinsi Banten dengan DKI Jakarta. Melewati beberapa kabupaten dan kota , mulai dari Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang, Kota Serang hingga Cilegon.
Sebelum ada jalan bebas hambatan Jakarta-Merak, jalan raya serang menjadi tulang punggung sebagai jalan pilihan  utama. Bila mau kearah barat pulau jawa, ya harus melewati ruas Jalan Raya Serang ini. Dulunya jalan ini sempit, diapit banyak kawasan industri, pasar tradisional dan kawasan pemukiman.
Saat ini jalan Raya Serang sedang diusahakan untuk diperlebar. Kekiri tiga meter dan kekanan tiga meter. Lebar memang, namun upaya ini nampaknya tak mulus karena beberapa ruas belum bisa diperlebar. Entah karena uang ganti rugi yang belum cocok, atau memang ada kendala teknis lainnya.
Beberapa jembatan juga dibangun untuk diperlebar. Jembatan penghubung kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang di wilayah Cikande  sudah berhasil dibuat dua jalur. Jembatan ini telah berhasil membuka salah satu titik kemacetan yang biasa terjadi.
Sayangnya , upaya pelebaran di kabupaten Tangerang  tepatnya di kecamatan Jayanti belum  rampung . Maka kerap ruas ini menjadi jalur macet yang membuat antrian  hingga ratusan meter. Tahu sendiri, kendaran yang lewat juga berbody bongsor dan panjang. Seperti truk kontainer  dan sebangsanya.
Mempertanyakan Kualitas Pelebaran Ruas Jalan Raya Serang
Pelebaran jalan Raya Serang yang telah dilakukan adalah ruas Balaraja hingga menjelang pasar Gembong. Walau sudah dilebarkan, ruas ini masih sering macet karena sebagian badan jalan yang telah dilebarkan malah jadi tempat parkir truk truk besar.
Mungkin karena dilihat badan jalan sudah lebar, para supir truk mendapat ‘jatah’ untuk memarkir kendaraan disisi jalan. Akibatnya, jalan kembali menyempit kembali. Entah, apakah pak polisi sudah memperingatkan para sopir truk bandel ini. Perlu diklarifikasi lagi.
Selain sebagai tempat parkir, ruas jalan Raya Serang juga kerap dijadikan tempat berjualan. Pasar tradisional  memang telah ada sejak dahulu kala . Mungkin sejak puluhan tahun yang lalu. Coba saja lihat pasar cikupa, lalu pasar Balaraja, pasar gembong, pasar jayanti, pasar Tambak (kibin), pasar ciruas, pasar Kalodran dan beberapa pasar lagi yang saya tak hafal namanya.Membentang dari timur ke barat.