Peristiwanya baru terjadi sebulan yang lalu. Tanpa diduga malam itu sang anak yang baru berusia 10 tahun  demam tinggi, tenggokannya nampak sakit ,nafaspun terlihat sulit, anak yang biasanya lincah itu terbaring  lemah, dan yang menyulitkan sang anak tak bisa mengeluarkan suara sedikitpun.
Tanpa berpikir panjang lagi, sang anak dilarikan ke rumah sakit terdekat. Tiba dirumah sakit, setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif, pihak rumah sakit dengan alasan tak ada alat dan tak ada ruang  isolasi untuk penyakit tersebut menolak dengan halus.
Sang anak malam itu berkeliling hingga tujuh rumah sakit dan tak diterima disatupun rumah sakit karena alasan tidak ada kamar perawatan. Saat itu memang sedang mewabah DBD. Rumah sakit overload.
Akhirnya, karena keadaan yang mengkhawatirkan, sang anak dimasukkan ke rumah sakit swasta yang cukup bonafid. Tentu dengan biaya dari kocek pribadi. Tanpa memiliki kartu asuransi kesehatan, kedua orangtuanya harus menyiapkan dana deposit alias dana jaminan sebesar Rp 5 juta.
Jumlahnya tentu cukup menguras kantong. Pinjam kiri kanan pun dilakukan. Masalah kesehatan anak tentu tak bisa ditawar tawar. Ketika anak sakit, apapun akan dilakukan keluarga. Biaya rumah sakit swasta dengan layanan khusus, tentu membuat keuangan keluarga tersebut terganggu.
Tabungan yang ada langsung ludes malam itu. Biaya rumah sakit benar benar menyedot uang yang tidak sedikit. Keluarga sederhana itu kewalahan menanggung biaya rumah sakit. Apalagi tak ada asuransi kesehatan yang dimiliki keluarga itu.
Sepeda motor kesayangan sang bapak segera berpindah tangan demi mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit. Beberapa perhiasan sang istri juga terpaksa digadaikan demi mendapat pinjaman dana  untuk menambah kekurangan biaya rumah sakit.
Begitulah, selama dua minggu keluaga itu harus menyiapkan dana yang tidak sedikit. Bantuan dari sahabat dan tetangga memang berdatangan tapi jumlahnya tentu tidak mencukupi seluruh biaya yang harus dibayar.
Kejadian itu tentu akan berbeda cerita bila kepala keluarga telah menyiapkan asuransi kesehatan yang meng-cover seluruh anggota keluarga.  Penyakit bisa datang kapan saja, istri dan  anak bisa tiba tiba terkena serangan penyakit.
Tentu, keadaan darurat seperti  itu tak pernah direncanakan namun menyiapkan rencana untuk mengantisipasi keadaan darurat seperti sakit  sifatnya wajib. Siapa sih yang ingin sakit ? siapa sih yang rela dirawat di rumah sakit ? Mengeluarkan biaya yang tidak sedikit pula.