Sekitar pukul sepuluh pagi mobil ELF yang kami tumpangi keluar pintu tol Plered menuju kota Cirebon. Pemandangan pertama adalah sebuah kota yang ramai dan sibuk. Tanpa sengaja, kami melintasi sebuah jalan dimana sedang diadakan razia kendaraan roda dua oleh Polisi .
Ingatan saya langsung terkoneksi dengan istilah "Cirebon, Kota Tilang " . Sepertinya, Cirebon memang kota yang menjunjung tinggi peraturan berlalu lintas. Jadi...keep be carefully , patuhi peraturan lalu lintas  ketika melintasi  Cirebon. Kalau ga...ya kena tilang. Seperti dua anak sekolah yang tidak memakai helm yang saya lihat sedang dicegat seorang polisi.
Selain pemandangan keramaian, Cirebon menyajikan suasana kuliner yang banyak tersebar. Rumah makan yang menawarkan Empal Gentong bertebaran sepanjang jalan, selain itu sate kambing Cirebon menjadi menu yang sering juga ditawarkan. Empal gentong memang kuliner asli Cirebon.
Makanan ini akan menjadi hidangan berbuka. Dalam rundown acara sudah tertulis Empal Gentong Hj Dian. Nah, untuk menu itu akan saya tulis khusus, sabar ya...
Rupanya, Cirebon sebenarnya tidak kalah dengan Bandung untuk urusan kuliner. Berbagai tempat makan bisa dipilih. Berbagai menu juga ditawarkan. Soal harga, tinggal pilih saja. Mau yang mahal ada, mau yang murah juga ada.
Mobil ELF mulai memasuki kota Cirebon, agaknya tujuan pertama adalah kantor cabang Bank Danamon Cirebon. Nah, disini kesepuluh peserta mendapat experience untuk menggunakan cara baru mengirim uang . Nama fiturnya D-Cash. Rupanya , fitur ini merupakan cara paling keren untuk kirim uang  yang ga bikin ribet. Coba bayangin , si penerima tidak perlu punya rekening Bank Danamon, bahkan tanpa kartu ATM . Mau tau caranya ? simak secara khusus di artikel ini. So , baca terus sampai habis ya.
Setelah mendapat pengalaman mengirim uang dan menarik uang tanpa kartu ATM , saya dan seluruh peserta melanjutkan perjalanan . Kali ini tujuannya Masjid Agung Cipta Rasa. Masjid bersejarah yang berada tak jauh dari Keraton Kesultanan Kasepuhan.
Satu kendala yang menurut saya cukup berat adalah , cuaca kota Cirebon saat itu terik sekali. Panas menikam ubun ubun. Apalagi bagi yang berpuasa, cukup menyedot tenaga. Alhasil, saya dan tim  malah membicarakan minuman segar. Malah ada niat ingin membatalkan puasa.  Beruntung di tim kami ada Mba Muthia yang bikin statement agak keras , sehingga saya jadi mikir dua kali mau buka puasa (hi..hi...hi...)
Destinasi pertama, adalah Masjid Agung  sang Cipta Rasa. Masjid yang didirikan pada tahun  1430 M. Masjid yang menurut cerita didirikan oleh wali songo. Sunan Gunung Jati meminta kepadaSunan KaliJaga untuk menjadi arsitek Masjid Sang Cipta Rasa. Dalam sejarahnya, Masjid ini dibangun dengan memadukan gaya Demak, Majapahit dan Cirebon.