Banyuwangi memang fenomenal di bidang wisata. Banyak sekali destinasi wisata yang ditawarkan di kabupaten yang luasnya 5.782,50 Km2 ini. Asal tahu saja, kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di pulau Jawa. Bahkan luasnya melebihi luas pulau Bali. Letaknya yang berhadapan langsung dengan pulau Bali menjadikan kota Banyuwangi merupakan pintu utama menuju pulau Bali melalui Pelabuhan Ketapang.
Banyuwangi juga memiliki sebuah bandar udara Belimbing Sari yang memiliki jalur penerbangan Denpasar, Surabaya dan mulai 21 Juni akan ada penerbangan langsung  Jakarta-Banyuwangi. Selain itu ada moda kereta api , yang menghubungkan Banyuwangi ke Surabaya. Jadi soal tranportasi ke Banyuwangi sudah lengkap.
Kalau mendengar kawah Ijen, Pantai Merah, Pantai Pulau Santen, Teluk hijau, Pantai Plengkung , Pantai Bangsring dan juga sebuah kawasan savana Baluran. Jadi wisata di Banyuwangi tergolong paket lengkap. Ada wisata gunung, pantai, hutan dan juga budaya. Di Banyuwangi ada suku Osing, yang merupakan suku asli Banyuwangi. Suku Osing ini memiliki budaya dan masakan yang keren. Nanti saya ceritakan tentang masakan suku osing yang 'nampol' banget.
Saya beruntung bisa mengunjungi banyuwangi. Selepas mengadakan kegiatan di kota jember . saya dan tim langsung cabut ke Kota Banyuwangi.
Perjalanan dari kota Jember ke Kota Banyuwangi menghabiskan waktu sekitar 3-4 jam perjalanan darat. Perjalanan malam itu cukup lancar tanpa hambatan. Kendaraan yang kami sewa melaju kencang, meliuk liuk mengikuti kontur jalan yang melingkar, naik turun.
Beruntung, Saya dan tim sudah memiliki kontak seorang teman baik yang tinggal di Banyuwangi. Melalui teman baik inilah kami mendapatkan sebuah tempat menginap yang nyaman dan terjangkau. Sebuah guest house yang berada tepat di tengah kota Banyuwangi.
Oh, ya guest house yang kami tempati punya ke-khususan karena merupakan rumah besar yang diubah menjadi sebuah guest house. Saya jadi teringat tayangan TVRI zaman dulu "Losmen". Apalagi guest house ini menerapkan ketentuan 'syariah'. Â Pengunjung harus memastikan pasangan sah. Jadi jangan coba coba berbuat asusila disini.
Aktivitas Kota Banyuwangi masih sepi ketika saya dan tim berkeliling. Karena memang hari masih terlalu pagi. Jalan jalan juga masih lengang. Hanya terlihat beberapa kendaraan yang hilir mudik. Tak ditemui kemacetan. Padahal hari itu hari senin. Hari yang bila di Jakarta , sudah bermacet macet ria.
Setelah sejenak berputar di tengah kota, saya bersama tim menuju Pantai Syariah Pulau Santen. Mendengar nama syariah menempel di nama pantai membuat  saya langsung berpikir sesuatu yang unik dan tentu menarik.