Rabu (7/12) saya bersama 20-an Kompasianer lainnya mendapat kesempatan langka bisa melihat langsung proses pengolahan air bersih di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cilandak. Rupanya ini adalah rangkaian yang ketiga. Untuk saya pribadi ini pengalaman perdana, dan saya sangat tertarik mengikuti seluruh rangkaian acara yang sangat bermanfaat ini.
Sesampainya ditempat acara di IPA 1 Pejompongan sebagai meeting point, ibu Meyritha Maryanie selaku Corporate Communication & Social Responsibilities Division Head memberikan penjelasan seputar Mikroorganisme yang dikembangkan untuk menurunkan kadar Ammonium pada air baku.
Teknologi ini memanfaatkan bakteri yang biasa melahap ammonium (NH4) yang terkandung didalam air. Secara susunan kimia, Ammonium memiliki struktur tetrahedral dan isoelektrik dengan metanadan borohidrida. Ukuran ammonium  (r ion = 175 pm). Di alam bebas ammonium merupakan makanan dari bakteri pengurai. Ion  ammonium berasal dari produk limbah metabolisme hewan dan jasad renik.
Kali krukut sebagai sumber air baku IPA Cilandak semakin menurun kualitasnya, pada tahun 2015 tercatat angka ammonium mencapai 7 mg/liter jauh di atas angka yang ditolerir Keputusan gubernur No 582/1995 yang mensyaratkan angka maksimal 1 mg/liter.
Pemanfaatan bakteri sengaja dikembangkan untuk menurunkan angka ammonium hingga 70%. Bakteri yang dikembangkan dalam media bio ball ini sengaja dikembangbiakkan dengan memberikan makanan dan oksigen terlarut sebesar 5 mg/L menggunakan sistem aerasi blower.
Nah, untuk lebih jelasnya saya dan 20-an teman Kompasianer lainnya berangkat menuju IPA Cilandak menggunakan bus. Sebagai informasi awal, IPA Cilandak merupakan instalasi yang sudah berdiri sejak tahun 1977. Memiliki luas 95.367 m2. Berada tak jauh dari ring road Jalan raya TB Simatupang.
Lokasi IPA Cilandak berada di dalam cekungan, dengan ketinggian tanah  di bawah batas air sungai. Sehingga IPA Cilandak rentan sekali kebanjiran terkena limpahan air Kali Krukut. Maka, jangan heran bila melihat flood control level berwarna kuning mencolok di beberapa titik. Termasuk ada history ketinggian banjir yang pernah melanda.
Di IPA Cilandak, saya dan rombongan diterima langsung  Rizky Galuh Darmadi selaku Cilandak WTP Section Head. Pria ramah ini menjadi narasumber yang valid. Semua pertanyaan Kompasianers bisa dijawab dengan lugas. Semua informasi terkait IPA Cilandak bisa didapatkan secara lengkap.
Sebelum dimulai berkeliling area IPA Cilandak, pak Alfi Sugianto, salah satu staff IPA Cilandak menjelaskan prosedur keselamatan dan emergency kepada seluruh peserta. Mengingat ada potensi gas chlorine yang bisa membahayakan, kami diwajibkan mematuhi aturan keselamatan IPA Cilandak.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah pintu Intake di sisi kali Krukut. DiNsini ada dua pintu intake sebagai gerbang awal air baku masuk keN dalam pengolahan. Satu intake manual dan satu intake otomatis. Di sini bisa dilihat sampah yang menggunung yang diangkat dari air Kali Krukut yang masuk ke dalam intake. Sehari bisa 1 kubik sampah yang terangkat. Berbagai macam sampah yang terbawa dari hulu akan mampir di pintu intake IPA Cilandak. Setiap hari truk sampah mengangkuti sampah yang terbawa di pintu intake IPA Cilandak.