Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Simbol Palu Arit, Komersial atau Ideologi?

17 Mei 2016   07:39 Diperbarui: 17 Mei 2016   07:49 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Mei ini, yang digadang gadang sebagai hari lahirnya PKI . Lambang palu arit menjadi simbol PKI kembali menyeruak, beberapa kaos berlambangkan palu arit muncul.  Coretan palu arit didinding juga ditemui dibeberapa titik.  Coba perhatikan ketika naik KRI dari arah stasiun Sudirman menuju Manggarai, ada coretan palu arit di sebuah dinding. Terlihat jelas dari dalam KRL. Entah siapa yang membuat, apakah karena iseng atau memang punya tujuan tertentu. Tak jelas memang.

Hingga hari ini pemerintah Indonesia masih menetapkan PKI sebagai partai dan ideologi terlarang. Paham komunis memang telah ada sebelum Indonesia merdeka, diperkenalkan oleh orang orang Belanda yang menganut paham Karl Max.Sebagian mahasiswa Indonesia yang belajar di Belanda digadang gadang yang ikut membawa paham komunis ke Indonesia. Paham komunispun tumbuh di Indonesia.  Uniknya, paham komunis ikut mendompleng organisasi Sarikat Islam (SI) , saat itu berkembanglah SI merah dan SI Putih. SI merah inilah yang dikendalikan para tokoh komunis.

Sebagai salah satu kekuatan politik yang juga turut menentang kolonial Belanda. PKI pernah melakukan pemberontakan sebelum kemerdekaan, wilayah Sumatra Barat dan Banten menjadi tempat pecahnya pemberontakan .

Setelah pemberontakan yang gagal , paham komunis berikut partainya diberangus pihak kolonial Belanda. Para tokohnya ditangkapi dan dikejar kejar. Belanda sendiri menganggap komunis sebagai musuh yang harus dilawan.

Pasca Indonesia merdeka, para tokoh komunis mendirikan kembali partai komunis Indonesia (PKI).  Dan bergerak dengan cepat untuk mengkonsolidasikan kekuatan. Baik yang ada di pemerintahan sipil maupun militer.

Pada tahun 1948 terjadi kembali pemberontakan di Madiun. Saat itu pemerintahan di pegang oleh kabinet Hatta. Sebagai perdana mentri , Hatta mengambil tindakan tegas menghentikan pemberontakan PKI dan menangkapi para tokoh PKI . Beberapa tokoh PKI dihukum mati dengan cara ditembak. Ketika sebagian kekuatan militer sedang bersiap untuk menghadapi agresi militer Belanda, keadaan yang panas ketika itu membuat Kolonel Gatot Subroto mengirimkan pasukan untuk menghadapi PKI di solo dan di Madiun. Pasukan siliwangi yang berada di Jawa tengah menjadi pasukan pemukul  yang dihandalkan.

Pada tahun 1965, pada tanggal 30 September terjadi peristiwa penculikan dan pembunuhan terhadap pimpinan angkatan darat. Peristiwa yang terkenal sebagai G 30 S atau biasa disebut Gestok. Penculikan dan pembunuhan para Jenderal  ini menjadi tragedi nasional. PKI  dinyatakan berada dibelakang peristiwa keji ini .

Sejak peristiwa terjadi,hanya berselang beberapa hari ketika jenazah para korban penculikan dan pembunuhan ditemukan di desa lubang buaya tak jauh dari Lanud Halim Perdanakusuma. Pihak angkatan bersenjata yang dipimpin angkatan darat melakukan penyapuan dan pembersihan.

Ormas pemuda dan keagamaan ikut serta dalam penghancuran PKI. Presiden Sukarno kehilangan wibawa dan tampuk pemerintahannya digoyang. Aksi demonstrasi dari Mahasiswa, pelajar dan masyarakat terjadi secara massif.  Menuntut pebubaran PKI.

Sayangnya, keadaan yang tak terkendali ini menjadi petaka. Ratusan ribu orang tewas. Hukum seperti mati ketika itu. Peculikan dan pembunuhan menjadi tak terkendalai. Disinyalir, banyak orang tak berdosa ikut menanggung  kengerian.

PKI sejak saat itu hilang dari peredaran. Tenggelam dari percaturan politik. Berdasarkan Tap MPRS, PKI dinyatakan sebagai partai dan ideologi terlarang. Tak ada lagi aktifitas komunis yang boleh hidup di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun