Bila melihat urutan, nampaknya menabung mendapat porsi utama alias pertama yang harus disisihkan. Memang sih, untuk urutan bisa jadi perdebatan. Yang penting, uang bulanan yang diterima diawal bulan (bagi orang gajian) harus cukup hingga bulan berikutnya.
Bagaimana mengaturnya, tentu mengikuti berapa uang yang kita punya. Gaya hiduplah yang bisa merusak perencanaan keuangan. Gaya hidup yang tidak sesuai dengan uang yang dipunyai adalah biang dari keruwetan mengatur uang bulanan.
Saya, sendiri sering meihat beberapa teman yang hidup tidak sesuai dengan ‘gaya hidup’ sehingga belum pertengahan bulan sudah kehabisan uang. Saya pernah bertemu seorang OB yang memaksakan membeli smartphone premium yang menurut saya tidak sesuai dengan ‘gaya hidupnya’. Memang sih, keren ,tapi ujungnya malah mendapat cemoohan teman sejawatnya sendiri. Malah ada gosip kurang sedap yang berkembang.
Bukannya tak boleh menikmati hidup. Membeli barang incaran. Memiliki perangkat canggih yang diidam idamkan. Tapi ingat, ada harga yang harus dibayar. Jangan sampai harga yang dibayar malah membuat rencana keuangan kita jadi amburadul. Aturlah keinginan dan batasi agar tidak merusak seluruh kehidupan normal. Jangan sampai memaksakan kehendak dengan cara berhutang tanpa terkendali. Awas , waspadalah.
Saya sih setuju dengan apa yang dipresentasikan  Satrio Wicaksono. Siapkan tabungan untuk dana darurat. Siapkan dana untuk memiliki asuransi. Karena, ada hal yang tidak terduga . Ada yang tidak bisa diprediksi . Bisa saja, musibah datang, bisa saja penyakit hinggap, bisa saja orang terkasih kita membutuhkan bantuan dana secara tiba tiba. Itu yang tak terduga.
Bagaimana bila dana masadepan yang harus kita siapkan , karena dimasa depan ada biaya yang harus kita keluarkan. Seperti dana menikah (khusus bagi para jomblo), dana pendidikan, dana liburan, dana perayaan (khitan, ulang tahun,dll) .
Nah, semuanya perlu pengaturan. Dana harus disiapkan. Seperti kisah ibu saya yang menabung untuk membeli baju lebaran. Sekarang, tentu tak harus menabung didalam celengan atau  bambu yang rentan hilang. Menabunglah di bank, banyak pilihan bank. Mau bank konvensional maupun bank syariah. Sesuai keinginan masing masing.
Hampir disetiap sudut sudah banyak sekali cabang layanan bank. Baik kantor kas, kantor cabang hingga teras bank. Hampir disetiap pasar tradisional ada bank yang bisa melayani tabungan. Untuk membuka tabungan juga tak perlu repot, hanya perlu fotocopy identitas diri (KTP/SIM/Dll) dan membawa setoran awal yang jumlahnya ditentukan masing masing bank. Setoran awal tidak terlalu besar hanya berkisar Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu. Malah ada yang kurang dari Rp 100 ribu.
Trik Menyimpan Uang di Bank ala Saya.
Jujur saja trik ini adalah apa yang saya lakukan. Bukan trik para ahli keuangan. Jadi bila tak sesuai , ya jangan ditiru. Namanya juga blogger yang mencoba mengatur keuangan secara mandiri.
Pertama, saya  membatasi membuka rekening tabungan. Hanya ada satu rekening bank yang saya miliki secara pribadi. Karena memang saya tak terlalu membutuhkan banyak rekening bank. Tapi, bila membutuhkan lebih dari satu rekening bank ya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Ingat , bank menerapkan biaya administrasi bulanan dan biaya pengelolaan kartu ATM/Debit. Dan harus diingat pula bunga yang diterapkan bank sangatlah kecil. Jangan sampai uang tabungan kita malah berkurang dimakan biaya administrasi dan biaya kartu ATM. Apalagi dimakan sipencuri ‘gaib’ bernama : inflasi.