[caption caption="Narasumber Takshow Kafe BCA Perdana | Foto : Rushan Novaly"][/caption]
Rabu (13/1) ada yang berbeda di lantai 22 Menara BCA, Thamrin Jakarta. Hujan lebat dan udara dingin Jakarta siang itu tak mempengaruhi semangat peserta Talkshow Kafe BCA perdana yang mengambil tema : Potensi dan Tantangan Generasi Muda sebagai Pelaku Usaha.
Diiringi live performance lima vokalis yang diiringi gitar akustic menambah suasana menjadi hangat. Puluhan mahasiswa penerima Beasiswa BCA dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) nampak memenuhi tempat duduk mengenakan seragam jaket almamater .
Hadir sebagai narasumber dalam acara Talkshow Kafe BCA, Yenny Wahid selaku Direktur Wahid Institute, Yasa Pramita Singgih pemilik usaha Men’s Republic, Elihu Nugraha penemu sekaligus pelaku usaha Valo cuci mobil hemat air, Yudan Hermawan ketua karang taruna pengelola tempat wisata Goa Pindul di Gunung Kidul Yogyakarta.
Presiden Drektur BCA , Jahja Setiaatmadja berkenan memberikan open speech dan juga ikut serta dalam acara Talkshow. Dalam kata pembuka Jahja Setiatmadja yang juga lulusan Fakultas Ekonomi UI angkatan 75 ini memberikan fakta bahwa masyarakat Indonesia punya kultur yang baik dalam hal kekeluargaan namun tidak memilki kultur yang tangguh dalam berusaha sebagai pebisnis. Karena adanya sikap tidak membedakan mana uang pribadi dan mana uang usaha. Semua tercampur menjadi satu sehingga sulit mengetahui secara pasti keuangan usaha. Apalagi bila akhirnya uang usaha terpakai untuk keperluaan pribadi.
Menurut Jahja, perlu dipisahkan keuangan pribadi dan keuangan usaha. Sehingga pelaku usaha terutama anak muda tahu berapa sebenarnya uang usaha yang telah terkumpul. Bila ini dapat dilakukan lanjut Jahja, pemisahan keuangan ini akan berdampak positif bagi kelangsungan usaha. Jahja juga mencontohkan dirinya ketika bekerja di perusahaan dealer mobil. Dealer mobil yang besar sering kali tidak memiliki penataan keuangan yang baik maka ketika krisis menerpa dealer mobil besar akhirnya kolaps karena penataan keuangannya amburadul.
Hal inilah yang ditekankan Jahja dalam kata pembukanya. Selanjutnya Bankir yang telah malang melintang didunia keuanagan ini menyatakan maksud dan tujuan diadakannya Kafe BCA. Sebagai bank besar nasional BCA mempunyai tanggung jawab moral melakukan edukasi kepada kelompok masyarakat sebagai upaya service excelent. Kafe BCA yang digelar perdana ini mengangkat kiprah anak muda yang telah berhasil melakukan bisnis mandiri kewirausahaan. Harapannya acara yang rencananya digelar setiap bulan ini berdampak positif dan menginspirasi anak muda lainnya di Indonesia. Menjadi pelaku usaha mandiri yang tangguh dan profesional.
[caption caption="Presiden Direktur BCA , Jahja Setiaatmadja membuka acara Talkshow | Foto : Rushan Novaly"]
Membeberkan Rahasia Usaha
Setelah kata pembuka oleh Presden Direktur BCA Talkshow pun dimulai. Para narasumber diminta duduk di depan pada posisinya masing masing. Sebagai moderator Mas Iwo menjalankan tugasnya dengan baik. Dalam kata pengantarnya Mas Iwo mengutif pendapat Richard Florida dimana kemajuan bangsa ditentukan oleh Creative Class. Apalagi bila creative class ini diisi oleh kalangan muda, para mahasiswa , remaja yang punya ide cemerlang.
Tiga narasumber yang dihadirkan adalah bagian dari creative class . Anak muda yang punya usaha dari sebuah ide ‘gila’ . Dimana ide usaha mereka nampak berbeda dan melawan pakem mainstream yang selama ini berlaku.