Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Gapey Sandy, Menulis sepenuh Hati

18 November 2015   14:10 Diperbarui: 18 November 2015   14:30 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gapey Sandy Sebelum Naik ke Kapal Tanker (Doc:Pri)"][/caption]

Pertama kali penulis bertemu dengan Gapey Sandy terjadi di bulan Oktober 2014 di terminal domestik Bandara Sukarno-Hatta, Saat itu ia bersama kompasianer Dzulfikar Al A’la. Karena penulis orang baru di kompasiana jadi benar benar tidak punya teman. Tak ada yang penulis kenal. Termasuk dua kompasianer ini. Belakangan baru penulis ketahui dua orang kompasianer ini sudah malang melintang di laman kompasiana. Bahkan sering menyabet juara lomba blog.

Dari saling berkenalan dan bercakap ringan mulailah penulis mengenal lebih dalam. Tak lama datang lagi seorang kompasiner muda Ahmad Nurisal . Sore itu kami adalah bagian dari 10 orang yang menang dalam lomba blog Gas 12 Kg yang diadakan Kompasiana dan Pertamina.

Kesan pertama penulis mengenal Gapey Sandy adalah orang yang mudah akrab. Mudah bercanda dan sering melontarkan joke yang membuat suasana cair dan santai. Selama menunggu jadwal penerbangan yang ternyata terlambat hampir satu jam. Seingat penulis ketika itu ada joke yang dilemparkan Gapey sandy tentang seorang wanita asal timur tengah yang juga akan ke Bali. Penampilannya yang tertutup rapat oleh Burqa. Hanya saja wanita itu tak memakai cadar. Jadi terlihat wajah wanita tersebut. Rupanya Gapey Sandy punya julukan khusus untuk wanita itu.

Sebelum keberangkatan ke Bali penulis sebenarnya membuka profil seluruh peserta yang akan berangkat ke Bali . Termasuk membaca tulisannya. Penulis secara khusus membaca tulisan Gapey Sandy. Kompasianer ini punya gaya menulis seperti reporter khusus. Menulis gaya Feature dengan penggalian materi yang dalam dan detail. Kontennya pun kuat dengan foto, kutipan dan hasil wawancara yang tak main main.

Di ruang tunggu saya sempat menyinggung tulisannya tentang tahu susu asal Bandung yang dikupas begitu dalam. Bahkan dengan wawancara dengan sang produsen via telpon. Gila, saya pikir hanya untuk menuliskan tahu susu saja sampai perlu menurunkan tulisan sangat lengkap. Bagi saya ketika itu terlalu berlebihan. Tapi setelah mendengar tanggapannya saya jadi mengerti.

[caption caption="Memperkenalkan diri (doc:pri)"]

[/caption]

Biasakan Blusukan

Salah satu hal yang menarik dari Gapey Sandy adalah reportase. Seluruh tulisannya di kompasiana di dominasi hasil reportase langsung. Langsung menemui sumber berita, mewawancarai on the spot dan merangkum dalam tulisan yang kaya .

Dalam kolom sosok Gapey Sandy sudah menuliskan banyak orang ‘biasa’ yang sangat inspiratif. Pada tulisan ‘Edy Fajar, Kuliah sambil mengolah Sampah’ dengan gayanya Gapey Sandy berhasil menguliti kegitan sosial yang dilakukan Edy dan komunitas EBI yang mengusung konsep ‘3P’ (People, Planet, Profit).

Tulisan itu juga menampilkan peran yang telah dilakukan Edy bersama komunitasnya ,termasuk prestasi dalam ajang internasional di Malaysia. Gapey Sandy berhasil memotret secara utuh dan detail apa yang membuat Edy memiliki motivasi untuk berbuat hal yang membanggakan banyak orang. Tulisan ini memang sangat menginspirasi , Edy Fajar pun menjadi narasumber pada acara KompasTV.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun