Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Peran Aqua Menjaga Bumi Dan Eksistensi Sosial

16 Mei 2015   04:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:58 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang tengah hari para kompasianer mendapat kesempatan untuk mengunjungi desa pancawati. Dua mobil kami pun meninggalkan lokasi pabrik Ciherang , melalui pasar cikeretek lalu terus menanjak . Jalan yang tak terlalu besar tak menyulitkan kami, dua mobil kami mampu meliuk liuk melewati jalan berbatu yang masih dalam taraf pengerasan.Sepeda motor penunjuk arah yang membantu kami ditengah perjalanan memberikan info keliru  sehingga bus kami malah memasuki sebuah lokasi penginapan . Perjalanan kembali dilanjutkan , kini pemandangan cukup menakjubkan . Dikiri kanan nampak rumah rumah peristirahatan, losmen penginapan dan bungalow. Pemandangan pohon pinus yang tinggi menjulang  . Rerimbunan hutan taman nasional telah tampak bagai lukisan yang indah , gugusan lanskap gunung salak dikejauhan yang terselimuti kabut putih sungguh mempesona hati. Rasanya tak perlu cepat cepat kembali ke Jakarta. Rintik rintik hujan semakin deras. Udara dingin.

Desa Pancawati adalah desa yang terletak disisi Taman nasional gunung gede pangrango resort Cimande kecamatan Caringin . Diwilayah inilah pihak Aqua dibawah  Pabrik Ciherang melakukan penanaman pohon. Semua pohon yang telah ditanam dan tumbuh akan diupdate melalui sistem database pohon online. Semua pohon ditanam dan dikelola oleh masyarakat sekitar. Sebagai rewardnya pabrik Ciherang memberdayakan ekonomi masyarakat dengan program konservasi berbasis ekonomi masyarakat (KOBEM)

[caption id="attachment_363199" align="aligncenter" width="448" caption="Program Konservasi Berbasis Ekonomi Masyarakat (KOBEM) "]

14301740571419117072
14301740571419117072
[/caption]

Program KOBEM yang diinisiasi oleh Pabrik Ciherang di wilayah desa Pancawati mengembangkan beberapa pemberdayaan antara lain : bantuan pelatihan, bantuan bibit tanaman, pertanian ramah lingkungan dengan sistem organik dan pengelolahan pasca panen dengan  industri rumahan sebagai nilai tambah penghasilan petani dan masyarakat.

[caption id="attachment_363205" align="aligncenter" width="448" caption="Hasil produksi rumahan , produk pasca panen."]

1430175736972091084
1430175736972091084
[/caption]

Perjalanan kami akhirnya sampai juga dengan selamat . Sebuah tenda sederhana dengan atap terpal berwarna biru . Alasnya pun tikar pandan dan  terpal plastik. Di Tenda itu sudah menunggu puluhan wajah wajah ceria masyarakat desa Pancawati yang tergabung dalam kelompok petani, pelaku industri rumahan hingga beberapa pelajar berpakaian pramuka. Beberapa hasil industri rumahan dipajang  seperti kripik salak, kripik pepaya , juga hasil tani seperti timun, buncis, lenca . Ada juga hasil pembuatan kompos alami, pupuk cair organik dan tanaman hasil budidaya lokal. Kompasianer asal Tangsel , Ngesti Setyorini pun sibuk memborong tanaman untuk dibawa pulang. Beberapa kompasianer juga  terlihat membeli hasil tani dan industri rumahan sebagai oleh oleh dan membantu upaya pemasaran petani.

[caption id="attachment_363204" align="aligncenter" width="448" caption="Hasil Tani Organik Petani desa Pancawati"]

1430175467794328425
1430175467794328425
[/caption]

Di tenda sederhana itulah kembali diadakan pemaparan oleh Leonarda Ibnu Said seorang ahli air dari Kemitraan  Air  Indonesia (KAI) . Kompasianer Dzulfikar mengira Pak Leo seorang kompasianer  karena sejak pagi lelaki setengah baya ini ikut bergabung dengan  mobil kompasianer. Dengan suasana santai pak Leo biasa  ia disapa memulai pemaparannya. Dari pemaparannya diketahui bahwa Indonesia seharusnya bersyukur atas kelimpahan sumber daya air. Namun masyarakat Indonesia mayoritas belum sadar dan abai melaksanakan kelestarian air termasuk melakukan penghematan penggunaan air. Banyaknya pencemaran air dan pengrusakan daerah aliran sungai  yang membuat bencana banjir di beberapa tempat. Setelah pemaparan,  beberapa pertanyaan diajukan  kompasianer asal Jakarta yang telah lama menetap di Korea selatan, Ony Jamhari. Dari jawaban pak Leo disebutkan  adanya perkembangan yang menggembirakan dengan berhasilnya waduk Pluit kembali kepada perannya semula. Mulai  ada keinginan dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah sumber daya air yang bisa menjadi kutukan bencana, seperti banjir, longsor hingga kekeringan .

[caption id="attachment_363207" align="aligncenter" width="448" caption="Pembibitan tanaman sebagai bibit tanaman kayu dan tanaman buah"]

14301784891434976033
14301784891434976033
[/caption]

Setelah pak Leo, pemaparan dilanjutkan Dadang, selaku Pemangku Taman nasional gunung gede pangrango. Lelaki berseragam seperti polisi hutan itu menyampaikan peran konservasi taman nasional sebagai situs penjaga biosfir dunia yang ditetapkan oleh badan internasional dunia . Selain itu Dadang juga menyampaikan jumlah  kekayaan flora dan fauna yang masih terjaga dengan baik di taman nasional dan harapannya terhadap kelestarian hutan di taman nasional. Ada 700 jenis flora dan 300 jenis burung yang hidup di taman nasional. Dadang menjelaskan 30% jenis burung endemik di pulau Jawa ada di taman nasional gunung gede pangrango. Selain itu masih terdapat  macan dahan yang  hidup berkeliaran bebas tanpa terganggu. Sebuah kekayaan hayati  yang membanggakan hati.

Setelah Dadang dari Taman nasional kini giliran Dadan dari LSM Gamelina yang mengajak semua kompasianer untuk berperan serta dalam penyelamatan dan pelestarian sumber daya alam khususnya sumber daya air. Setelah termin tanya jawab dan hari yang semakin sore akhirnya acara ditutup secara resmi oleh Ibu Vijaya . Sebuah harapan telah diminta agar para kompasianer ikut menyebarluaskan semangat pelestarian alam keseluruh orang . Mengingatkan kembali sesungguhnya kita hanya meminjam alam ini dari anak cucu kita. Jangan warisi anak cucu kita dengan air mata namun warisilah anak cucu kita dengan mata air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun