Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pengecut itu bernama Pengkhianat

22 Februari 2014   15:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:35 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini bagi saya istimewa sekali, saya bertemu dengan seorang pengecut yang bernama pengkhianat. Pertemuan sertijab ketua yayasan pagi ini berjalan bagai prosesi pemakaman seorang yang mati terkena penyakit menular yang sangat mematikan. Sang ketua badan pendiri yang merasa paling berjasa dan punya saham paling besar yang katanya telah sukses membangun fisik sekolah. Dari sekolah kandang kambing menjadi sekolah kandang sapi. Dari bangunan sederhana sekali naik kelas menjadi bangunan cukup sederhana.

Sekolah kini full seratus persen on his hand. Dan sang istri siap menjadi ratu penghisap di dalam sekolah yang katanya menanamkan budi luhur dengan perilaku mulia. Surat penonaktifan sudah ditandatangani, itu berarti berakhir sudah masabakti ketua yayasan yang saya emban selama tujuh tahun . Dan sekolah menjadi tambang emas untuk mengeruk uang yang bisa membuat kaya dan hidup berlebih.

Tak ada ceremony seperti yang saya duga. semua berakhir tragis bagi saya. Tapi inilah catatan hidup yang menjadi titik balik bagi kehidupan saya berikutnya.

Salamat tinggal kenangan, saya akan melangkah kedepan dengan kepercayaan bahwa Tuhan menjadi saksi atas kedholiman yang saya alami saat ini. Pasti ada balasan yang akan ditunjukkan Tuhan. Saya hanya berdoa inilah jalan terbaik yang harus saya tempuh. Sebuah jalan kemandirian.

Pengecut itu bernama Pengkhianat
Bila saja semua hati terbuka lebar dalam lembaran putihpengecut itu pasti bertekuk lututmeringkuk dalam penjara penuh duri kebohongan ada nafsu duniaada akal bulus yang menikamada keinginan kotor di dalam jiwasiapakah lagi yang akan pedulibila si pengecut itu merangkai kata penuh racunpara pengkianat kebenaran itu semakin pongahsingkirkan semua lawan dan kawan
lucuti setiap pengganggusiapapun itulibas sikatbunuhagar semua keinginan tercapai sudahdan kenikmatan bisa direguktak apalah membunuh teman dan saudaratoh...inilah cara paling cepat menjadi makmurwalau suatu saat masuk kuburketika hidup jauh dari jujurkarena bosan makan buburkarna hati suduh di dubur...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun