Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapa Bilang Anak Pesantren Ga Bisa Nge-punk

17 September 2014   02:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:29 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terbayang dari penampilan anak pesantren ? Baju koko, peci, sarung .Menenteng kitab tebal atau buku buku agama yang nampak formal. Yup, memang seperti itulah penampilan mereka sehari hari. Hidup didalam asrama dengan jadwal yang ketat . Disiplin dan semua serba dilakukan mandiri. Anak pesantren memang dididik dan dibiasakan dalam kondisi yang teratur. Jangan coba coba melanggar bila tak ingin kena sangsi hukuman.

[caption id="attachment_324297" align="aligncenter" width="398" caption="doc: pri"][/caption]

Namun sore itu ada penampilan yang sangat berbeda. Puluhan anak pesantren sedang manari bebas. Bukan saja gaya tariannya yang sangat bebas , lihat penampilan pakaian mereka yang berwarna warni, rambut di cat putih, Lagu pengiringnya juga ga kalah heboh. Lagu lagu barat yang sedang trend. Suasana begitu meriah, wajah mereka bahagia, bebas se-bebasnya. Kreasi tarian mereka juga menarik. Gaya anak muda yang biasa keluar masuk diskotik. Tak ada rasa canggung. Semua peserta larut dalam gaya yang sama.

Pesantren Wajah Baru

Pesantren yang diidentikan sebagai tempat keras, penuh dogma, penuh semangat perlawanan. Hingga disinyalir sebagi tempat membenih para teroris terhapus sudah sore itu. Pesantren yang sering dicurigai sebagai tempat fundamentalis radikal nampaknya juga tak terbukti sore itu.

Yang ada sekelompok anak remaja yang sedang happy merayakan kebebasan seni, meng-aplikasikan makna kebebasan dalam bingkai kreatifitas. Yel yel mereka sangat menarik dan diluar dugaan orang awam, Rupanya disini diajarkan makna kebebasan berekspresi. Mana ekspresinya ???

[caption id="attachment_324298" align="aligncenter" width="452" caption="doc:pri"]

1410870371123421656
1410870371123421656
[/caption]

Festival Seni

Sore itu adalah final pemilihan kelompok terbaik dalam festival seni tahunan. Tiap tingkat kelas ada perwakilan. ada enam kelompok . Rupanya penampilan mereka yang nampak "urakan" itu sedang berlomba dalam sebuah festival seni.

Festival itu berakhir menjelang adzan maghrib. Loncel penanda waktu sudah berbunyi . Festival berakhir, para santri kembali ke tempat masing masing. Membersihkan diri lalu kembali mengenakan bajo koko, peci dan sarung.

Kali ini tujuan mereka adalah masjid...begitulah. Bebas se-bebasnya lalu kembali teratur dan patuh pada aturan pesantren.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun