Mohon tunggu...
Rushans Novaly
Rushans Novaly Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Relawan yang terus menata diri untuk lebih baik

Terus Belajar Memahami Kehidupan Sila berkunjung di @NovalyRushan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peristiwa Halim 1 Oktober 1965 (3-Habis)

30 September 2014   14:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:57 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Soekarno menanyakan kepada para panglima angkatan nama nama yang dimasukakn dalam Dewan Revolusi yang baru disiarkan. Ketiga panglima tak ada yang tahu sama sekali dengan Dewan Revolusi .

Setelah makan siang itu juga, putra putri Presiden Soekarno berdatangan ke PAU Halim. Megawati, Sukmawati, Rahmawati dan Guruh berpamitan untuk diungsikan sementara menuju Bandung dengan helikopter AURI.

Sementara itu Waperdam II meneruskan pembicaraan dengan Men/Pangal. Men/Pangak, Jaksa Agung dan Brigjen sabur di ruang tamu tanpa menyertakan Men/Pangau Omar Dani.Dikemudian hari diketahui isi perbincangan tersebut terkait telpon Panglima Kostrad Mayjen Soeharto yang telah mengambil alih pimpinan AD dan meminta Presiden Soekarno segera meninggalkan PAU Halim, karena presiden telah masuk pada tempat yang salah selambat lambatnya menjelang tengah malam.

Mayjen Soeharto juga telah melakukan operasi militer guna mengejar kekuatan G-30-S. Mengambil alih pusat telkom dan merebut RRI dari kelompok G-30-S, termasuk melokalisir Ibukota Jakarta.

Mayjen Soeharto mencurigai PAU Halim dan AURI terlibat gerakan G-30-S dan melarang perwira perwira Angkatan Darat memasuki PAU Halim. Larangan ini diberlakukan karena Angkatan Darat telah kehilanag 6 Perwira tinggi, 1 perwira muda dan tertembaknya Men/Kasab A.H Nasution juga terlukanya putri A.H Nasution.

Menjelang sore, PAU Halim kedatangan pasukan AD asal Batalyon Infantri 454/Raiders Diponegoro. Pasukan ini segera dihadang dan diminta meninggalkan PAU Halim dengan dijaga ketat pasukan PGT AURI hingga menuju kawasan Kramat jati.

Niat dan pernyatan Mayjen Soeharto untuk menyerang PAU Halim membuat gusar pejabat yang masih berada di Halim. Penyerbuan pasukan angkatan darat ke Halim menjadi pertanyaan tersendiri di kalangan AURI. Tentang siapa yang sedang dikejar pasukan Mayjen Soeharto ini . Apakah pasukan batalyon 454/raiders yang tadi sore ataukah ada pihak lain yang dimaksud .

Menjelang pukul 22:00, Atas saran Waperdam II Dr Laimena Presiden Soekarno meninggalkan PAU Halim menuju istana bogor. Dipilihnya Bogor, karena relatif masih dekat dengan pusat pemerintahan disamping tersedia helikopter kepresidenan yang selalu siap digunakan. Untuk keamanan , Pangdam Siliwangi ,Mayjen Ibrahim Ajie siap melakukan pengawalan dan penjagaan

Setelah perginya Presiden Soekarno meninggalkan PAU Halim maka seluruh pejabat tinggi juga segera meninggalkan Halim, maka pada pukul 23:00 Halim kembali sepi.

D.N Aidit Meminta Fasilitas Pesawat

Menjelang tengah malam Brigjen Soeparjo kadang kembali ke PAU Halim dan minta bantuan transportasi untuk Menko/Ketua MPRS DN Aidit yang akan berkunjung ke Yogyakarta untuk menenangkan massa terkait kejadian hari ini. Permintaan ini dipenuhi Men/Pangau dengan menyediakan pesawat C-47 dakota karena permintaan ini berasal dari pejabat negara yang sedang dalam kapasitas perjalanan dinas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun