Bila selama ini skutik Yamaha selalu merajai pasar maka mulai mei 2014 , Skutik asal pabrikan dengan lambang sayap mengepak ini berhasil mencundangi skutik Yamaha. Dengan strategi menaikkan total produksi dari 95 ribu unit melompat hingga 135 unit. Ini dimungkinkan karena pabrik plant 3 dicibitung dan Plant 4 di cikarang akan berproduksi secara bersamaan. Pasar sepeda motor jenis skutik di Indonesia masih sangat besar. Permintaan skutik jenis scoopy menempati urutan pertama.
Data AISI menyebutkan 136,205 unit skutik Honda berhasil terjual melampaui penjualan skutik Yamaha yang terpaut 15,210 unit. Angka ini dapat memberikan angin segar bagi Honda yang terus merajai pasar sepeda motor di Indonesia.( baca di sini )
[caption id="attachment_341788" align="aligncenter" width="460" caption="Market Share Per Maret 2014 ( Data AISI )"]
Astra Honda Motor selaku produsen sepeda motor Honda yakin pasar Indonesia masih terus berkembang walau ada kebijakan pelarangan sepeda motor melintas dibeberapa ruas jalan di Ibukota. Hal ini juga terkait masih buruknya sistem transportasi massal di Indonesia. Korelasi ini punya hubungan yang langsung, klasaulitas antara sepeda motor dan moda transformasi massal saling terkait.
Sepeda motor adalah moda transportasi pribadi paling praktis, irit dan mampu menembus jalan yang sulit sekalipun. Di negara berkembang seperti di Indonesia, sepeda motor mungkin masih terus berjaya hingga 30 - 40 tahun kedepan. Dan Honda masih akan terus berjaya merajai pasar berkat teknologi yang terus ber-inovasi .
Catatan khusus
Pengendara Sepeda Motor Lebih Nasionalis ketimbang Pengendara Mobil
Sejak naiknya harga BBM bersubsidi sebulan yang lalu, kini banyak pengendara sepeda motor beralih menggunakan pertamax (BBM Non Subsidi ) . Namun beda dengan pengendara mobil yang masih terus mengkonsumsi BBM Bersubsidi. Anda boleh saja tak setuju dengan tulisan ini. Tapi kenyataan di lapangan . Antrian sepeda motor di SPBU membuktikan hal tersebut. Ayo gunakan BBM Non subsidi wahai para pengendara mobil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H