Setiap kali aku ingin menulis ada banyak hal yang ingin kutulis. Ya, terlalu banyak ide yang berseliweran menanti dilepaskan. Ide itu melesat lesat menimbulkan gairahku semakin menggebu. Passion is my mission, Menulis bukan saja sebuah passion dalam hidupku, ia menjadi sebuah mission yang harus dipuaskan dengan adventure alam bawah sadar. Setiap kali butuh pelepasan maka carikan kertas kosong menjadi korbannya. Huruf terangkai dan kata menjadi kalimat hingga sebuah cerita bergulir.
Menulis serupa makan dan minum. Ada rasa puas yang tersalurkan bila tulisan tersaji. Kadang ada juga rasa kecewa bila ada hal tak sempurna, maka puluhan kali pula aku mengulang dan merubah kata dan kalimat. Mengganti lalu menambahkan hal baru yang kiranya lebih memuaskan. Layaknya menyantap makanan kita kadang menambahkan perasa pedas, manis, asin hingga merubah bentuk rasa secara radikal dengan kembali memasaknya dengan cara berbeda.
Penulis Harus Berani Merubah Tulisannya
Merubah dan mengotak atik bentuk , isi dan pokok pikiran tulisan adalah jamak dan lumrah dilakukan penulis. Semakin berani ia merubah dan me-review tulisan akan semakin baik kuliatas yang akan tersaji. Bongkar pasang bukan hal yang tabu. Tulisan bukan dogma yang tak boleh dirubah, bukan ayat suci yang dosa merubahnya. Tulisan perlu mendapat pencerahan dengan merubah dan membentuk ulang apa yang kita tulis.
Sebenarnya apa yang ingin aku sampaikan ? Sederhana saja, 2015 masih dalam hitungan minggu. Bila ditahun lalu kita sering dan acapkali menulis yang menyinggung, melukai, men-satir, menuduh, mengolok olok, menyudutkan, menghakimi, meresahkan, mengelabui, menghina, dan banyak lagi yang aku sendiri tak ingin menuliskannya lagi. Cobalah, merubah bentuk, isi, cara pandang, tema, gaya, alur, pilihan kata, pilihan kalimat, pokok pikiran, sasaran tulisan, dan banyak lagi yang aku tak ingat lagi apa yang akan kutulis.
Penulis bukan orang suci dan tak pernah salah. Namun penulis bisa merubah kesalahan , bisa merubah isi tulisan . Kenapa ? aku tak ingin ada alasan , ada pemicu bagi orang orang yang sensitif bersumbu pendek meledak menumpahkan tragedi. Ada orang yang tak bisa menyandingkan balasan yang harus digunakan. Ada orang yang mengambil langkah bodoh, keras , pengecut dan tak bisa membedakan mana layak dan mana tidak layak.
Alangkah bijaknya bila kita memahami apa yang kita tulis, bisa menyelami apa yang akan dirasakan pembaca kita, apa yang akan bisa dipetik dari tulisan kita. Penulis akan selalu dikenang baik dan buruknya apa yang ditulisnya. Karena Tuhan tak akan pernah lupa apa yang pernah kita tulis...
Salam @Novaly_Rushan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H