Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Supaya Lautku Bebas Sampah, Mari Bekerjasama

6 Desember 2017   07:44 Diperbarui: 14 Desember 2017   14:35 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : http://www.pemburuombak.com

Persoalan sampah sudah menjadi pembahasan internasional bahkan sampai saat ini proses penanganannya seperti tidak ada habis-habisnya, kita masih selalu diperhadapkan dengan adanya tumpukan sampah akibat volumenya yang sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung TPA sehingga terjadi banyak kasus pembuangan sampah disembarangan tempat, termasuk membuang sampak ke laut,  hal ini berdampak juga pada pencemaran laut akibat adanya sampah plastik.

Disisi lain, penanganan sampah yang dilakukan saat ini cenderung fokus di pusat perkotaan, pada masyarakat perdesaan terutama yang tinggal dipesisir pantai jarang sekali mendapat perhatian, padahal kebanyakan dari mereka memilih membuang sampah ke laut, hal ini justru memberi ancaman pada  pantai dan laut itu sendiri, pemilihan  pantai sebagai tempat pembuangan sampah oleh masyarakat pesisir disebabkan belum adanya penyediaan TPA, aturan pemerintah desa belum maksimal, serta tidak tersedianya transfortasi khusus untuk mengangkat sampah di desa.

Sumber Foto : http://www.pemburuombak.com
Sumber Foto : http://www.pemburuombak.com
Selain tidak tersedianya TPA yang memadai, masyarakat kita banyak yang belum menyadari fatalnya membuang sampah di laut, sampah plastik yang ikut mengalir dari sungai atau melalui saluran selokan, sangat berbahaya dan merusak ekosistem, terumbuh karang terancam punah,  bisa juga mempengaruhi ekonomi masyarakat, karena populasi ikan akan berkurang bahkan mati akibat keberadaan plastik yang proses penguraian begitu lama, para nelayang pasti akan kesulitan memperoleh ikan dengan jumlah yang banyak.

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Biota Laut Teluk Ambon dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Augy Syahailatua, yang di kutip dari sumber http://nationalgeographic.co.id, pencemaran telah mematikan pertumbuhan berbagai biota laut dan yang tersisa semakin terancam,

"Banyak terumbu karang tidak bisa berkembang dan akhirnya rusak, karena terhambat tumpukan plastik di dasar laut. Ikan teri, yang menjadi umpan bagi nelayan pemancing cakalang, yang dulu mudah didapat di teluk itu kini semakin sulit dan hampir tidak ada lagi," kata Augy.

Teluk Ambon terkenal kaya ikan, terumbu karang yang indah, dan mangrove. Namun secara perlahan area seluas 28.292,89 hektare dengan kedalaman 40-200 meter itu terancam kehilangan daya tarik akibat tercemar sampah. Sumber.

Melihat fakta tersebut, sudah saatnya kita bersama-sama mulai dari lingkungan kita terlebih dahulu dengan membiasakan diri tertib membuang sampah pada TPA, membantu pemerintah untuk mensosialisasi serta memberikan edukasi tentang bahaya sampah plastik di laut kepada masyarakat.

Kebijakan Pemerintah Terkait Sampah Plastik Di Laut

Sejauh ini pemerintah telah berupaya untuk mengurangi volume sampah plastik dilaut salah satunya adalah kebijakan kantong plastik berbayar yang sudah dilaksanakan hampir diseluruh kota, termasuk kota Ambon, cara ini cukup ampuh untuk mengurangi keberadaan sampah plastik, kerjasama lintas instansi, organisasi maupun komunitas anak muda juga sudah sering dilaksanakan pada aksi bebas sampah. 

Ambon Bebas Sampah 2020
Ambon Bebas Sampah 2020
Penanganan sampah plastik merupakan tanggung jawab bersama, dengan melibatkan semua pihak untuk menyelesaikan persoalan sampah plastik di laut. Karena jika dibiarkan tanpa ada partisipasi dan kesadaran dari masyarakat, maka generasi mendatang akan menjadi korban, keberadaan tempat wisata pun menjadi turung akibat rusaknya taman laut dan pemandangan pesisir pantai yang tidak terawat.

Foto Johannes P. Christo
Foto Johannes P. Christo
Bagi masyarakat pesisir pantai, harus disediakan TPA khusus sampai plastik, penyediaan tempat pembuangan akhir tersebut tidak harus menunggu adanya bantuan dari pemerintah, namun diperlukan adanya kesadaran serta kreatifitas warga dalam menyediakan tempat-tempah pembuangan sampah. Mari bebaskan laut kita dari sampah plastik demi keberlangsungan generasi Indonesia yang sehat dan cerdas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun