Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Ternyata Sintiya Bukan Saja Mengalami Gizi Buruk

4 Januari 2017   14:44 Diperbarui: 5 Januari 2017   02:37 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sintiya Tihurua (Dokumentasi Pribadi)

Gizi Buruk disebabkan akibat kurangnya gizi  serta kurang konsumsi jenis makanan bernutrisi seimbang, gizi buruk pada anak juga bisa disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan gangguan pencernaan atau gangguan penyerapan zat makanan yang penting untuk tubuh.

Hal ini dialami oleh Sintiya Tihurua (1,6 bulan) bungsu dari 5 bersaudara yang merupakan anak dari pasangan Hayati Tihurua dan Usman Tihurua ini ternyata tidak hanya mengalami Gizi Buruk tetapi juga menderita Infeksi TB (Tuberculosis). Hal ini diketahui setelah para pelaku Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) Desa Yainuelo Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah  membawanya ke Apotik Valentine Ambon pada tanggal 24 November 2016 lalu, dia ditangani langsung oleh Dokter Spesialis Anak dr. Helena Handaya, S.pA,.

Kondisi Rumah Sintiya Tihurua (Dokumentasi Pribadi)
Kondisi Rumah Sintiya Tihurua (Dokumentasi Pribadi)
Alkisah bermula saat Sintiya mengikuti suntik campak pada tanggal 6 September 2015 di Puskesmas Amahai, sebelum dicampak berat badannya 6 kg, tetapi setelah dicampak kondisinya semakin menurung dan sering mengalami batuk flu.

Padahal saat itu ada delapan balita yang juga mendapat vaksin, namun hanya kondisi sintiya saja yang tidak stabil, hingga terhitung Oktober 2016 sintiya mengalami penurunan berat badan sampai 4,4 kg, dan setelah itu orang tuanya tidak pernah ke posyandu lagi dikarenakan tidak memiliki biaya, kehidupan keluaraga mereka sangatlah berkekurangan, ayah sintiya Usman Tihurua (45 tahun) adalah seorang petani biasa, sementara Ibunya Hayati Tihurua (40) hanyalah Ibu rumah tangga, kondisi rumahnya pun cukup memprihatingkan, tidak miliki WC, mau mandi harus ke tempat permandian umum, bahkan untuk membeli susu saja tidak bisa, hal ini juga sangat berpengaruh untuk kesehatan dan perkembangan sintiya.

Sintiya bersama Ibunya (Dokumentasi Pribadi)
Sintiya bersama Ibunya (Dokumentasi Pribadi)
Upaya GSC Tangani Gizi Buruk

Beruntunglah di Desa Yainuelo ada program Generasi Sehat dan Cerdas (GSC), yakni program pemerintah yang salah satu fokus penanganannya ada pada peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak-anak balita. Setelah mengetahui informasi itu oleh salah satu pelaku GSC Desa Yainuelo yang juga merupakan kader posyandu, Wa Udia langsung melaporkan kasus tersebut pada Fasilitator Kecamatan Amahai dan pelaku GSC lainnya.

Sehingga mereka dengan cepat langsung melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Negeri untuk melakukan Musyawarah Khusus, yang kemudian dilaksanakan pada tanggal 14 September 2016 di Kantor Desa Yainuelo, musyawarah khusus yang dipimpin langsung oleh pelaku KPMN Jumad Ustam tersebut membahas Penggunaan Dana GSC yang belum terpakai yakni Dana yang diperuntukkan untuk uang Komite Siswa MTS di alihkan untuk membiayai pemulihan anak yang mengalami Gizi Buruk, total dana tersebut adalah Rp. 7.200.000.

Setelah melakukan musyawarah khusus dan disetujui oleh masyarakat, pelaku GSC langsung bergerak menanganinya secara serius, dengan membelikan susu, makanan tambahan serta membiayai transportasi ke puskesmas dan dua kali kontrol ke Rumah Sakit Masohi. Hasil pemulihan tersebut akhirnya ada sedikit perkembangan dengan bertambahnya berat badan sintiya 2 ons, kemudian pada bulan Oktober 2016 bertambah lagi 4 ons.

Proses Pemeriksaan Sintiya (Dokumentasi Pribadi)
Proses Pemeriksaan Sintiya (Dokumentasi Pribadi)
Namun dari hasil pemeriksaan tersebut belum ada kejelasan pasti dari pihak Rumah Sakit Masohi maupun Puskesmas Amahai terkait penyebab turunnya berat badan Sintiya pasca campak di bulan September 2015 lalu. Hal ini menyebabkan Pelaku GSC semakin khuatir sehingga mereka berinisiatif untuk membawanya ke Kota Ambon, tepat pada tanggal 23 November 2016 pelaku GSC Yainuelo bersama Ibu Sintiya ke Apotik Valentine Ambon untuk melakukan rontgen serta periksa darah dan baru mendapatkan hasilnya di tanggal 24 November, menurut dokter yang menangani Sintiya dr. Helena Handaya, S.pA,. bahwa ternyata dia tidak hanya mengalami gizi buruk saja melaingkan juga mengindap infeksi TB (Tuberculosis), sehingga dia harus mendapat perawatan khusus. Dokter pun membuat rujukan supaya Sintiya segera di bawah ke Puskesmas Kecamatan Amahai. Dengan hasil tersebut setidaknya para pelaku bisa mengetahui penyebab sakitnya Sintiya yang berkepanjangan.

Akhirnya pada hari senin, 28 November 2016 lalu, para Pelaku GSC Yainuelo bersama Fasilitator Kecamatan Amahai Agustina Ernawati Tokndekut pun menindaklanjuti hasil pemeriksaan tersebut ke Puskesmas. Hingga tulisan ini diterbitkan, kami masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan dari pihak Puskesmas Amahai, semoga Sintiya lekas sembuh. 

Salam

Roesda Leikawa - Staff Konsultan GSC Maluku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun