Mohon tunggu...
Roesda Leikawa
Roesda Leikawa Mohon Tunggu... Editor - Citizen Journalism, Editor, Penikmat Musik Instrumen dan Pecinta Pantai

"Menulis adalah terapi hati dan pikiran, Kopi adalah vitamin untuk berimajinasi dan Pantai adalah lumbung inspirasi" -Roesda Leikawa-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Itu Menakuti Gadis Pantai

12 Maret 2016   00:18 Diperbarui: 8 Agustus 2019   05:48 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi. Sumber: pixabay.com

"Ya Allah, Engkau maha adil, ampunilah segala dosaku, cukupkanlah ujian ini, hamba tak sanggup menahan beban ini sendiri, maka jangan pernah tinggalkan hamba ya Allah,

Ya Allah, yang tak pernah tidur, Engkau maha pemurah lagi maha penyayang, hamba seperti kehilangan tempat untuk bersandar, maka berilah hamba kekuatan untuk melawati semua ini, jika orang-orang yang hamba cintai tidak Engkau ijinkan untuk bersama, hamba ikhlas ya Allah, namun jangan biarkan hamba sendiri, Illahi Rabbi pertemukanlah hamba dengan orang yang bisa membimbingku di jalanMu ya Allah.”

Begitulah doanya pada saat menghadap Tuhan. Hari demi hari Dita merasakan kesepian, meski demikian senyum yang tulus itu tetap terpancar dari wajahnya.

Penantian di setiap senja itu membuat Dita merasa takut untuk melewati malam sendiri, sebab ditengah keramaian pun orang-orang terdekat tak bisa memahami isi hatinya.  Saat itu juga Dita memilih untuk Diam dan sudah tidak pernah lagi mengikuti kegiatan bersama teman-temannya, pada Tuhan sajalah Dita berserah diri dan pada pantailah Dita bebas menarik nafas lalu dihembuskan dengan perlahan, hanya itu yang bisa membuat bebannya berkurang.

Melihat gulungan gelombang, karang dan sedikit pasir putih seakan memberi nasehat padanya bahwa kehidupan itu tidak mesti harus berjalan mulus, Dita merasa seperti sedang menari diatas gelombang, ditampar angin lalu datangnya senja ibaratkan peringatan keras untuk menyiapkan diri hadapi kegelapan.        

***

Sampai kapan Dita menjadi pendiam..?? 

Akankah kekasihnya Kembali ke Pelukannya lagi..???

**....... Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun