"Ya Allah, Engkau maha adil, ampunilah segala dosaku, cukupkanlah ujian ini, hamba tak sanggup menahan beban ini sendiri, maka jangan pernah tinggalkan hamba ya Allah,
Ya Allah, yang tak pernah tidur, Engkau maha pemurah lagi maha penyayang, hamba seperti kehilangan tempat untuk bersandar, maka berilah hamba kekuatan untuk melawati semua ini, jika orang-orang yang hamba cintai tidak Engkau ijinkan untuk bersama, hamba ikhlas ya Allah, namun jangan biarkan hamba sendiri, Illahi Rabbi pertemukanlah hamba dengan orang yang bisa membimbingku di jalanMu ya Allah.”
Begitulah doanya pada saat menghadap Tuhan. Hari demi hari Dita merasakan kesepian, meski demikian senyum yang tulus itu tetap terpancar dari wajahnya.
Penantian di setiap senja itu membuat Dita merasa takut untuk melewati malam sendiri, sebab ditengah keramaian pun orang-orang terdekat tak bisa memahami isi hatinya. Saat itu juga Dita memilih untuk Diam dan sudah tidak pernah lagi mengikuti kegiatan bersama teman-temannya, pada Tuhan sajalah Dita berserah diri dan pada pantailah Dita bebas menarik nafas lalu dihembuskan dengan perlahan, hanya itu yang bisa membuat bebannya berkurang.
Melihat gulungan gelombang, karang dan sedikit pasir putih seakan memberi nasehat padanya bahwa kehidupan itu tidak mesti harus berjalan mulus, Dita merasa seperti sedang menari diatas gelombang, ditampar angin lalu datangnya senja ibaratkan peringatan keras untuk menyiapkan diri hadapi kegelapan.
***
Sampai kapan Dita menjadi pendiam..??
Akankah kekasihnya Kembali ke Pelukannya lagi..???
**....... Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H