Mohon tunggu...
Ambrosius Mahuze
Ambrosius Mahuze Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Membaca, Menulis dan Snorkeling🤿

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Masyarakat Adat Malind Sub-suku Makleuw, Kampung Uli-uli

16 Agustus 2024   11:47 Diperbarui: 16 Agustus 2024   12:03 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jayapura - Masyarakat Adat Malind Sub - suku Makleuw Kampung Uli-uli Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan Menolak Dengan Tegas Investasi Perusahan. 

Tanggal, 15 Agustus 2024 Kami Masyarakat Adat Sub Suku Malind Makleuw dan sebagai Masyarakat Kampung Uli - Uli yang sudah hidup secara turun temurung diatas Tanah ini kami menolak dengan tegas segala bentuk investasi Perusahan di atas tanah kami dan kami menyerukan untuk segera mengevaluasikan terhadap Perusahan - perusahan yang sudah beroperasi sebab yang kami dapatkan dari Investasi Perusahan anya janji-janji belakang dan warisan yang kami dapatkan adalah kemelaratan, keterbelakangan. Masyarakat Subsuku Malind Makleuw kampung Uli-uli dengan tegas Menolak Segala Investasi Perusahan. 

Kahol  Menyampaikan bahwa Yang menjadi Titik Perusahaan Beroperasi Bukan Di Daerah Ilwayab saja Tetapi meliputi beberapa Tempat Seperti Distrik Nguti, Ulilin, dan Muting yang menjadi terget dan perusahan ini beroperasi di bidang perkebunan seperti tebu, Umbi-umbian, dan kelapa sementar perusahan targetkan didaerah rendah untuk membuka lahan persawahan dan dataran tinggi untuk mananam Kelapa, Tebu dan Umbi-umbian Namun sejauh ini Pemerintah dan Pihak perusahan belum melakukan sosialisasi program mereka kepada Masyarakat.

Perwakilan Pemuda Kampung Uli - Uli Salaime Menyampaikan bahwa kami yang ada didaerah 3T SDM kami belum Optimum sementara perusahaan mau beroperasi namun Tingkat pendidikan kami masih belum memadai ketiga perusahan membuka peluang bagi orang asli untuk bekerja sesuai dengan kehalian Di bidang ilmu Masing-masing, dan sementara kami orang asli penduduk lokal dari tiap kampung yang ada pendidikan kami masih minim bisa saja kami orang asli bekerja di perusahaan sebagai Pekerja serabutan. 

Salaime menambahkan dan menegaskan bahwa seharusnya Pemerintah membawa Perubahan yang positif bagi masyarakat seperti Membangun Sekolah -  sekolah dengan fasilitas yang memadai untuk Proses Belajar Mengajar tetapi malah Pemerintah Mendatangkan Perusahan ini tidak tepat pada sasaran bagi kami masyarakat sementara kami membutuhkan pendidikan yang selayaknya seperti sekolah - sekolah yang sudah maju dengan mutu pendidikan yang layak dengan Agreritas sekolah yang baik. 

Salaime Memberikan contoh sekarang ini kami bisa melihat sodara - sodara kita yang ada di Dusun Mam, Kampung Senegi Dulu mereka hidup berkelimpahan dalam arti mereka bisa berburu hewan seperti Rusa dan lain-lain untuk menghidupkan kehidupan mereka tetapi semenjak perusahaan masuk dengan Segala drama janji - janji yang perusahan berikan kepada masyarakat namun semua siya - siya hingga hari ini Sodara-sodara kita mereka hidup menderita diatas tanah mereka dan itu fakta. Mewakili Pemuda Dari Kampung Uli - Uli dengan tegas menolak Semua bentuk Perusahan Yang mau beroperasi di Atas Tanah Malind. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun