Mudik menjadi momen paling ditunggu bagi mereka yang bekerja di luar kota ataupun di lain daerah. Momentum yang terus terulang konstan setiap tahun ini selalu menorehkan kisah dan kenangan tersendiri.Â
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya di mana saya mudik ke Semarang, tetapi tahun ini tujuan itu berubah seiring berjalanya takdir dalam hidup saya. Kini, untuk pertama kalinya saya pulang kampung ke kota yang selama ini hanya saya ketahui sebatas letak geografisnya saja.Â
Ciamis. Kota yang sebenarnya sejak saya masih sekolah dasar sudah saya kenal namanya, namun siapa menyangka suratan takdir tahun ini tak hanya membawaku ke sana namun untuk menetap dan tinggal disana bersama istri tercinta.Â
Rute perjalanan pulang yang sebelumnya lewat jalur utara, maka tahun ini untuk pertama kali saya melalui selatan.Â
Kebetulan memang saya kemarin ada pekerjaan di Bali, musim mudik kali ini saya memakai transportasi udara dengan tujuan Kulonprogo (Yogyakarta Internasional Airports) lalu dilanjutkan dengan travel hingga ke kota tujuan.Â
Karena tidak bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Ciamis dikarenakan jam tujuh malam baru di jemput, sedangkan saya sampai bandara YIA jam satu siang. Waktu inilah saya gunakan untuk singgah mencari hotel transit dan berkunjung untuk 'napak tilas' ke sebuah dusun di Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo.Â
Setahun lalu tepatnya awal bulan Juni 2022 saya pernah ada pekerjaan di daerah tersebut kurang lebih delapan bulan. Dari sinilah sebenarnya cerita dan takdir hidup saya berubah. Dimana pada saat itu untuk pertama kali saya kenal dengan seorang wanita yang sekarang telah menjadi istri saya.Â
Tidak lama tapi intens, begitulah komunikasi kami pada saat itu.
Dusun ini menyimpan banyak kesan dan kenangan indah buat saya.Â
Sewaktu saya bekerja di Dusun Seling Temon ini tinggal di sebuah rumah yang disewa oleh perusahaan dimana saya bernaung mencari rezeki. Bagi saya bangunan ini menorehkan banyak cerita hidup suka-duka yang tak terlupakan.Â