Mohon tunggu...
RuRy
RuRy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lahir di Demak Jawa Tengah

Orang biasa dari desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Konsumsi Rohani Harus Lebih Dulu Terpenuhi?

10 Maret 2017   13:02 Diperbarui: 31 Mei 2019   09:21 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: (Bagi-in-com)

Salah satu dambaan orang hidup ialah kesejahteraan. Kesejahteraan identik dengan terpenuhinya semua kebutuhan hidup, kesejahteraan merupakan hal yang fardhu dicari manusia didalam hidupnya. Setiap manusia akan berusaha semaksimal mungkin demi menggapai sebuah kesejahteraan. Kesejahteraan merupakan kondisi di mana seseorang merasa nyaman dan tenteram dalam hidupnya dengan terpenuhinya semua yang dibutuhkan oleh hidupnya. Karena manusia terdiri atas dua unsur, kebutuhan jasmani dan rohani.

Suatu kesejahteraan akan terwujud apabila adanya keselarasan pemenuhan kebutuhan antara kebutuhan fisiologis dan psikologis, agar sejahtera, orang butuh makan, minum, pakaian, rumah, kendaraan dan lain sebagainya: itu makanan jasmani. Namun manusia juga butuh bersosialisasi, ibadah, cinta, hiburan, musik dan sebagainya: itu makanan rohani. Keduanya harus tercukupi supaya bisa sejahtera. Jika tidak, sangat sulit orang akan menemukan kata sejahtera dalam hidupnya.

Akan tetapi mainstream yang terjadi sekarang, manusia cenderung menganggap bahwa sejahtera itu adalah terpenuhinya segala fasilitas materi. Pereduksian makna menjadi suatu hal yang seakan digemari masyarakat saat ini. Sejahtera selalu menjadi identik dengan urusan perut dan harta kepemilikan. Kalau cara berpikirnya sudah begitu, bisa dipastikan hidupnya hanya mandek di dunia saja, dan akan sulit diajak berfikir yang lebih jauh dan urgen menuju kehidupan sejati yang hakiki.

Salah satu kebutuhan primer dalam hidup adalah kebutuhan Rohani. Tidak bisa tidak, karena rohani adalh inti kehidupan. Rohani adalah penentu penentu kendali struktur-kultur aktivitas manusia. Kesehatan diri manusia bergantung akan kondisi rohaninya. Banyak contoh nyata orang mengalami cacat fisik, dari segi ekonomi juga kekurangan, namun ternyata hidupnya bahagia-bahagia saja; itu karena rohaninya waras. Banyak orang yang memiliki fisik sempurna, rumah mewah, mobil mewah, karier cemerlang, tapi ternyata sering galau dalam hidupnya, jenuh melanda, kepalanya penuh beban sulit bertemu dengan ketentraman, tidak lain karena rohaninya bermasalah.

Contoh lain sumber penyakit kronis paling berbahaya adalah jika diri merasa benar. Inilah sumber segala penyakit yang menyerang jasmani dan rohani. Jika diri merasa benar, mata akan buta., pendengaran menjadi tuli, dan hati menjadi tumpul. Di saat orang merasa benar, ia tidak akan mampu menerima kebenaran yang ada di luar dirinya. Kebenaran hanya ada dan berasal dari dirinya. Buruk rupa cermin dibelah, kalau perlu dibanting biar pecah berkeping-keping. Padahal secara psikologis, manusia tidak bisa mengatasi masalahnya sendiri. Manusia selalu membutuhkan peran dari pihak lain dalam mencukupi kebutuhan hidup serta mengatasi masalah hidupnya.

Maka dari itu, konsumsi rohani harus terpenuhi. Beribadah dan berbagi kasih dengan sesama tanpa memandang latar belakang suku dan agama merupakan logistik pokok bagi jiwa yang lapar akan kedamaian hidup.

 

Rury

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun