Viralnya berita pengunduran diri 105 ASN yang lolos rekruitment, Â menjadi wacana baru di Indonesia. Bagaimana tidak, profesi idaman mertua yang selalu menjadi rebutan ratusan ribu orang justru ditinggal begitu saja dengan kesadaran penuh. Fenomena apakah gerangan yang sedang terjadi?
Pihak BKN sendiri mensinyalir ada lima alasan utama penyebab mundurnya 105 ASN tersebut diantaranya gaji yang dianggap terlalu kecil, tunjangan kinerja yang tidak sesuai ekspektasi, penempatan yang tidak sesuai, kurangnya motivasi dan mendapat kesempatan kerja di tempat lain yang lebih menjanjikan.Â
Meski sebenarnya persentase  ASN yang mengundurkan diri sangatlah kecil yakni 105 dari 112.513 orang  yang diterima atau sekitar 0, 1 persen. Nanun, tentu hal itu juga merugikan negara mengingat proses rekrutmen yang panjang dan tentu menghabiskan anggaran yang tidak sedikit. Â
Pengamat sosial, Devi Rachmawati mengatakan  saat diwawancarai TV One dalam Perempuan Bicara bahwa fenomena ini sebenarnya bujan masalah besar jika dilihat secara kuantitatif persentase yang hanya 0,1 persen. Â
Justru yang menjadi fokus adalah bagaimana meningkatkan kualifikasi generasi Z untuk bisa memenuhi standart pekerja ataupun pegawai yang bermental bola bekel
Bukan sekedar generasi Strawbery jika meminjam istilah Prof. Renald Kasali yang bermental telur. Artinya mudah pecah, patah semangat dan sama sekali tak memiliki kekuatan sebagaimana layaknya tuntutan pekerja di era Society. Â
Sederhananya, fenomena mundurnya ASN yang mayoritas berasal dari generasi Z, menunujukkan adaya penurunan motivasi dan generasi yang siap mengabdi kepada negeri . Lepas dari adanya fakta tentang kecilnya gaji ASN,  kiranya negara juga perlu mengadakan perbaikan menyeluruh terhadap  motivasi kerja ASN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H