Siapa yang tidak pernah mendengar atau mengetahui Banda Naira? Banda Naira merupakan nama lain dari Kepulauan Banda, Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia. Pulau dimana wakil presiden Republik Indonesia (RI) pertama (Mohammad Hatta)di asingkan oleh Belanda. Banda Naira memiliki begitu banyak sejarah perjalanan Bangsa Indonesia. Terdapat peninggalan-peningalan sejarah dan rempah-rempah yang sudah terkenal di belahan dunia.Â
Hal ini yang membuat Banda Naira pernah menjadi pusat perdagangan rempah yaitu buah pala (Myristica fragrans) dunia, karena Banda Naira kaya akan buah pala. Pala merupakan buah khas dari kepulauan Banda. Buah yang harga jualnya mahal telah menjadi komoditas sejak zaman Romawi. Saking mahalnya buah pala pernah ditulis dalam buku ensiklopedia karya plinius "Si Tua".
Dari buah pala yang telah menjadi rebutan sejak masa Protugis, kali ini perhatian saya tertuju pada peninggalan sejarah di Banda Naira. Terdapat beberapa peninggalan sejarah berupa Rumah Pengasingan Bung Hatta oleh Belanda, Benteng Belgica yang merupakan benteng VOC dibangun pada tahun 1611, Gubernur Jenderal Pieter Both yang menggagas pembangunan benteng Belgica dengan ketinggian 30 meter diatas laut. Selain itu, di Banda Naira juga terdapat Rumah Budaya yang terdapat berbagai rangkaian sejarah mengenai banda naira pada saat masa penjajahan, Mesjid Hatta-Sjahrir pemberian bung Hatta dan Sjahrir, Gereja Tua yang dibangun oleh Belanda dan Istana Mini yang pernah ditempati gubernur jenderal pertama di Indonesia, yaitu jenderal Joen Pieterszoen Coen, Istana Mini konon dibangun oleh Belanda satu tahun sebelum didirikannya Istana Merdeka dan Gedung Putih di Bogor (Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku). Masih banyak peninggalan sejarah lainnya di Banda Naira yang patut untuk dilindungi sebagai warisan sejarah.
Pulau-pulau tersebut memiliki tempat destinasi yang sungguh menabjukan. Karena di pulau-pulau tersebut Belanda dan Protugis datang ke Banda hanya untuk mengambil kekayaan alam. Kembali lagi ke peninggalan sejarah di Banda Naira membuat saya terkagum - kagum dengan tempatnya. Ini mengingatkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang membuat bangsa lain dengan iri dengan Negara kita (Indonesia).
Masih dari Banda Naira, ketika waktu pertama kali saya menginjakan kaki di daerah tersebut, melihat gunung Api dan bangunan-bangunan sejarah yang masih berdiri kokoh, saya merasa seakan berada di zaman penjajahan. Bangunan sejarah yang antik, membuat Banda Naira begitu eksotis. Menurut saya, tak perlu ke luar negeri untuk belajar sejarah dan menikmati keindahan alam. sebab Indonesia masih banyak terdapat kekayaan alam, budaya, sejarah dan masih banyak lagi yang belum di ketahui.
Dari Banda Naira yang memiliki banyak sejarah waktu zaman penjajahan, kali ini perhatian saya tertuju pada suatu Pulau yang tak jauh dari Banda Naira yaitu Pulau Hatta. Sekitar 2 jam perjalanan (schedule) dari Banda Naira, Pulau yang diambil dari nama terakhir Bung Hatta, sudah dapat terlihat pemandangan pasir putih dan terumbu karang yang begitu indah. Pulau Hatta memiliki karang yang masih terawat, karena dijaga oleh setiap stakehoder di pulau Hatta sebagai tempat snorkeling atau diving oleh para pengunjung yang akan menikmati keindahan Pulau Hatta.
 Berkaca dari pulau Hatta dan Banda Naira saya berharap suatu saat nanti, daerah kepulauan Banda tetap dilindungi keaslian tempat sejarahnya, rempah-rempah dan terumbu karang. Dengan kekayaan yang ada di kepulauan Banda menguatkan kepada dunia bawah Wonderful Indonesia, the beauty of paradise. Saya rasa tulisan ini memiliki spirit bahwa Indonesia adalah surga dunia dan kekayaannya patut untuk dilindungi