Desa Dwi Karya Bhakti merupakan salah satu desa Suku Anak Dalam (SAD) yang berlokasi di Kec. Pelepat, Kab. Bungo, Provinsi Jambi. Jalan menuju lokasi Pemukiman Dwi Karya Bhakti, sudah diaspal dan jalan menuju Pemukiman Suku Anak Dalam juga sudah di fasilitasi dengan jalan setapak. Pemukiman ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam dari pusat kabupaten.
Masyarakat SAD di Desa Dwi Karya Bhakti tinggal di rumah semi permanen, namun dari segi akses penerangan di Desa Dwi Karya Bhakti diperoleh bahwa mereka sudah memiliki akses penerangan listrik, sehingga penerangan sudah sangat memadai. Akses jaringan yang digunakan untuk berkomunikasi cukup baik namun agak sulit. Sedangkan, kondisi air di Desa Dwi Karya Bhakti cukup memadai, bersih dan tersedia.
Desa Dwi Karya Bakti merupakan lokasi kegiatan pengabdian masyarakat dengan tujuan memberdayakan Komunitas Adat Terpencil dari Suku Anak Dalam. Pemilihan desa ini didasarkan pada beberapa alasan utama. Pertama, komunitas Suku Anak Dalam di desa ini menghadapi permasalahan gizi dan kesehatan yang cukup kompleks, terutama di kalangan remaja. Kondisi gizi remaja di Suku Anak Dalam cenderung rendah akibat keterbatasan akses terhadap makanan bergizi serta pola hidup nomaden yang membuat ketersediaan pangan menjadi tidak stabil. Selain itu, rendahnya edukasi kesehatan membuat para remaja Suku Anak Dalam rentan mengalami kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia, yang berpotensi membahayakan kesehatan jangka panjang mereka. Desa Dwi Karya Bakti dipilih karena interaksi antara masyarakat Suku Anak Dalam dan penduduk setempat sudah terjalin dengan baik, sehingga memfasilitasi proses pemberdayaan dan edukasi.
Selain edukasi mengenai gizi dan anemia, dilakukan juga penanaman pohon pisang. Hal ini dilakukan untuk kembali menunjukkan dan mengajarkan kepada masyarakat Suku Anak dalam untuk peduli kepada lingkungan sekitar. Selain sebagai sumber pangan, pohon pisang memiliki makna mendalam bagi suku ini. Berbagai bagian pohon pisang dimanfaatkan, mulai dari buahnya yang kaya nutrisi hingga daunnya yang digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari. Kegiatan ini tidak hanya melestarikan alam, tetapi juga menjadi upaya untuk menjaga kelangsungan tradisi dan pengetahuan leluhur. Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini menghasilkan beberapa output utama yang bermanfaat bagi komunitas Suku Anak Dalam di Desa Dwi Karya Bakti, di antaranya:
1. Edukasi Gizi dan Pencegahan Anemia
Dilakukan penyuluhan dan pelatihan kepada remaja SAD tentang pentingnya pola makan sehat dan pencegahan anemia. Materi diberikan secara interaktif melalui metode "peer-to-peer approach" (pendekatan teman sebaya) serta didukung dengan alat bantu visual dan permainan edukatif.
Para remaja Suku Anak Dalam yang berhasil memahami materi diberikan penghargaan berupa pin fasilitator sebagai simbol bahwa mereka telah siap menjadi agen edukasi di komunitasnya.
2. Senam Sehat
Kegiatan senam pagi dilakukan setiap hari selama program berlangsung. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik bagi kesehatan tubuh. Diharapkan, kegiatan ini dapat membentuk kebiasaan hidup aktif bagi remaja dan anak-anak Suku Anak Dalam.
3. Pembangunan Kebun Komunitas
Sebagai langkah strategis dalam membangun ketahanan pangan, kelompok mahasiswa membangun kebun komunitas. Penanaman pohon pisang dilakukan di lokasi yang telah disepakati bersama dengan tokoh adat dan masyarakat desa. Kebun ini diharapkan dapat menjadi sumber pangan tambahan yang berkelanjutan bagi komunitas Suku Anak Dalam.
4. Pemeriksaan Status Gizi Remaja
Pemeriksaan Indeks Massa Tubuh (IMT) dilakukan kepada remaja Suku Anak Dalam untuk mengetahui status gizi mereka. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai acuan untuk memberikan intervensi gizi yang lebih tepat di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H