Mohon tunggu...
Ruri Andayani
Ruri Andayani Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya seorang penyintas kehidupan

Saya siapa yaa?

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belulang Amelia Earhart Teridentifikasi, Penyuka Kisah Misteri Tak Sudi

11 Maret 2018   22:54 Diperbarui: 11 Maret 2018   23:20 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Atas: Earhart makan siang di Grand Hotel Preanger. Bawah: dikunjungi suaminya dan berfoto di depan Hotel Preanger (kredit foto: dokpri/repro dari Museum Preanger)

Dikutip dari situs Republika, saat memutuskan melanjutkan perjalanan keliling dunianya, diketahui Earhart balik lagi ke Bandara Andir padahal sudah sampai di Surabaya; ada masalah dengan Electra-nya. Dia juga sempat mampir di Kupang dan Darwin (Australia) untuk kemudian menuju PNG, dan lalu menghilang di Samudra Pasifik.

Tiga tahun setelah hilangnya Earhart, masih dari NYPost, sekitar 13 tulang manusia ditemukan di Pulau Nikumaroro, pulau terpencil yang juga dikenal sebagai Gardner Island. Pada 1941, tulang-tulang tersebut dianalisis oleh Dr. David Hoodless, Kepala Sekolah Kedokteran Pusat di Fiji. Namun Jantz mengatakan bahwa teknik analisis modern mungkin telah menghasilkan hasil berbeda, terutama berkenaan dengan jenis kelamin.

"Ketika Hoodless melakukan analisisnya, osteologi forensik belum merupakan disiplin yang berkembang dengan baik," Jantz menjelaskan dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal Forensic Anthropology.

Menurut Jantz, Hoodless menggunakan sains forensik abad ke-19 dan menggambarkan tulang-tulang itu kemungkinan berasal dari "otot orang Eropa yang pendek dan kekar". Analisis tahun 1941 menggambarkan sisa-sisa jasad tersebut seperti laki-laki berukuran 5 kaki 5 1/2 inci (sekitar 160 cm).

Lisensi pilot Earhart menunjukkan dia memiliki tinggi 5 kaki 8 inci dan SIM-nya mengatakan 5 kaki 7 inci. Foto juga menunjukkan tubuh ramping Earhart. Sementara Noonan berukuran 6 kaki 1/4 inci.

Jantz juga membandingkan pengukuran Hoodless dengan data dari 2.776 orang lainnya, serta mempelajari foto Earhart dan pengukuran pakaiannya. Analisis ini menunjukkan bahwa Earhart lebih mirip dengan tulang yang ditemukan di Nikumaroro, 99%. "Ini sangat mendukung kesimpulan bahwa tulang Nikumaroro milik Amelia Earhart," ujar Jantz.

Namun terlepas dari skeptisisme Jantz tentang analisis tulang tahun 1941, beberapa ilmuwan modern telah mendukung hasil Hoodless. Boleh jadi ini akan menyenangkan hati para penyuka kisah misteri dengan harapan misteri hilangnya Earhart tidak benar-benar telah selesai, terlebih nasib Noonan pun masih belum jelas.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun