Mohon tunggu...
Ruri Andayani
Ruri Andayani Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya seorang penyintas kehidupan

Saya siapa yaa?

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Air Asia QZ8501 Terjun ke Laut Hampir Vertikal

2 Januari 2015   14:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:59 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pakar penerbangan dari Indonesia dan Australia menyimpulkan bahwa AirAsia QZ8501 terjun ke laut hampir vertikal. Mereka juga sepakat bahwa kondisi cuaca yang sangat buruk dapat disalahkan sebagai penyebab kecelakaan ini. Namun pengamat penerbangan lainnya menganalisis bahwa pesawat bahkan sempat mendarat darurat di atas laut.

Mengutip dari Daily Mail, keduanya juga menyebutkan bahwacuaca bisa disalahkan atas kecelakaan ini. Pola cuaca yang aneh kata mereka, telah menempatkan pesawat di bawah kekuatan luar biasa. "Ini sangat sulit untuk dipahami, cara pesawat tersebut terjun sungguh di tepi logika," ujar pengamat penerbangan Gerry Soejatman.

Gerry bahkan mencontohkan pola kecelakaan QZ9501 bagai besi yang dilempar ke atas, dan terjun menukik dengan cepat ke bawah, hanya 40 menit sejak lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya, 27 Desember 2014.

Dari bocoran informasi yang dia peroleh, pesawat naik pada tingkat hampir belum pernah terjadi sebelumnya yakni dari 6000 kaki (feet/ft)ke 9000 kaki per menit. “Anda tidak bisa melakukan hal tersebut pada ketinggianseperti itu dengan Airbus 320 (jenis pesawat Air Asia QZ8501),” serunya.

Sementara itu ahli penerbangan Australia, Peter Marosszeky, mengatakan, tingkat pendakian pesawat minimal 6000 ft dalam satu menit mengindikasikan bahwa “kondisi cuaca sedang sangat buruk”. Tingkat pendakian seperti itu kata Marosszeky, hanya ‘domain’ pesawat jet tempur.

Seperti diketahui, pilot Air Asia QZ8501 sempat meminta pada Air Traffic Control (ATC) naik ke ketinggian 38 ribu kaki dari 32 ribu kaki, atau naik 6000 kaki. Namun ATC melarangnya dengan alasan ada pesawat lain di ketinggian tersebut. Seusai permintaan itulah pesawat hilang dari radar.

Kesimpulan berbeda diungkapkan pengamat penerbangan lainnya, Dudi Sudibyo. Dudi menganalisis bahwa pilot berhasil mendaratkan pesawat secara darurat di atas laut. Namun cuaca telah mengacaukan upaya pendaratan darurat tersebut.

Dalam dua skenario yang diuraikan para pengamat tersebut, muncul pertanyaaan, apakah para penumpang dalam keadaan masih hidup ketika pesawat sudah berada di laut? Kalau ya, bisa dibayangkan kepanikan luar biasa yang mencekam yang mungkin hanya bisa digambarkan oleh film-film bikinan Hollywood, sebelum akhirnya lautan menelan seluruh pesawat beserta isinya. Berjuta duka untuk korban Air Asia QZ8501.**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun