Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Muhasabah Diri di Tahun 2024, Menyambut Syukur di Tahun 2025

1 Januari 2025   06:10 Diperbarui: 1 Januari 2025   06:10 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muhasabah diri  di tahun 2024. Gambar diambil dari Arina. id

Bertambah tahun, bertambah usia, berharap tambah dewasa dan tambah bijak dalam bertindak. Itu adalah harapan yang tidak muluk namun perlu pembelajaran. Selama tahun 2024 banyak yang sudah kita capai, mulai perencanaan hingga pelaksanaan. Tentu saja semua bukanlah hasil kerja keras semata, namun ada kekuatan langit yang membersamai kita.

Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami nikmat sehat, nikmat sempat untuk menjalani hidup ini dengan penuh kebahagiaan.

Kebahagiaan tidak sulit untuk dicapai, karena bahagia adanya di jembaring hati. Bahagia juga tidak harus mahal, rumah megah, mobil mewah, dompet penuh lembaran merah. Jika bahagia seideal itu maka cukup sedikit orang yang merasa bahagia di dunia ini.

Saya sendiri cukup menyadari arti kebahagiaan yang sesungguhnya, setelah lama mendengar tausiyah Gus Baha setiap hari. Bahkan menurut Gus Baha bahagia itu cukup sederhana bahkan hal yang kita lewati keseharian saja.

Dengan memperbanyak syukur kepada Tuhan maka sebanyak itu pula kebahagiaan yang kita rasakan. Saat kita ditakdirkan bisa sujud kepada Allah Tuhan yang menciptakan kita, adalah anugerah yang luar biasa yang harusnya kita syukuri. Namun banyak orang tidak menyadarinya.

Jika kita bersyukur menunggu kaya maka sungguh meruginya kita, jika sampai detik ini kita belum merasa kaya. Jika kita bersyukur saat kita makan di resto yang mahal, dengan makanan favorit, ditemani kolega maka sungguh meruginya hidup ini.

Sesungguhnya bisa makan sesuap nasi kemudian kita mengucapkan syukur, minum segelas kemudian kita bersyukur maka hidup cukup sederhana. Bisa dibayangkan seseorang mempunyai kendaraan mewah di tengah-tengah gurun, saat kehausan tak ada segelas air, maka kendaraan mewah tidak ada gunanya. Lalu manakah yang lebih penting segelas air atau kendaraan mewah di tengah gurun.

Begitulah Gus Baha menganalogikan begitu pentingnya bahagia dari hal-hal yang sederhana.

Di sisi lain Gus baha juga menyampaikan bahwa ketenangan batin akan didapat saat kita melaksanakan perintah Allah dan rasulnya. Jangan sampai kita didikte oleh mahluk. Jalani hidupmu dan cari sisi yang Allah ridlo.

Misalnya saat kita baik dengan teman maka itu adalah hubungan yang Allah perintahkan, jika kita dibenci maka hendaklah dicari sisi positifnya, karena saat dibenci maka teman tidak akan merepotkan kita, tidak minta bantuan, minta hutang dan lain sebagainya.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun