Saat membaca judul pada topik pilihan minggu ini tentang mencari PAUD untuk Ananda, saya teringat enam tahun yang lalu saat saya mencari sekolah untuk anak saya yang akan memasuki Taman Kanak-Kanak. Sekarang Ananda sudah kelas 4 SD.
Jika mencari PAUD sih tidak ada kendala, apalagi di pedesaan tak ada pilihan lain adanya ya di desa itu. Â Jika pun ada beberapa tempat, biasanya orang tua mencari yang dekat rumah, mobilitasnya mudah, dan terjangkau waktunya.
Apalagi saya harus ke sekolah jadi tidak bisa menunggu seperti bunda-bunda lainnya di PAUD dan TK. Saat anak saya mulai memasuki umur 4 tahun saya masukkan ke PAUD, sehingga belajarnya hanya satu tahun menjelang naik Taman Kanak-Kanak. Ada beberapa hal yang saya pertimbangkan diantaranya:
Lokasi dan tempat.
Saya memasukkan anak PAUD cukup di desa saya sendiri, dengan pertimbangan jarak rumah dan siapa yang mengantar dan menungguinya. Kebetulan waktu itu masih punya Bibik yang biasa momong si kecil sehingga dengan mudah mengkondisikan.
Tinggal di pedesaan tidak banyak pilihan, seperti layaknya tinggal di kota. Ada PAUD di Desa itu sudah luar biasa karena tidak semua desa mempunyai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD.
Untuk itu saya mencari PAUD yang dekat rumah, karena Bibik bisa mengantar dengan cukup berjalan kaki.
Pendampingan Anak
Usia PAUD memang butuh pendampingan terutama bundanya, maka tidak salah jika ada istilah yang tren tentang  'Macan Ternak', yaitu 'Mama Cantik Nganter Anak'. Itu yang tidak bisa saya lakukan karena saya harus mengajar ke sekolah setiap hari.
Saat di kelas bisa diserahkan pada bunda-bunda PAUD namun saat istirahat mereka masih perlu pendampingan saat harus beli jajan. Selain harga yang tidak tahu, jenis makanan yang dibeli harus sepengetahuan kita, mana yang sehat untuk anak dan mana yang harus dihindari.
Terkadang anak suka jajan es, padahal kondisinya sedang batuk, disitulah peran kita sebagai orang tua untuk mengalihkan pilihan jajanan sebagai pengganti. Â