Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tersanjung dengan Rasa Teh yang Nikmat, Ini Tehku, Mana Tehmu?

9 Desember 2024   21:25 Diperbarui: 9 Desember 2024   21:33 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gorengan dan pisang rebus sangat cocok menemani teh selagi hangat. Dokumen pribadi

Setiap tiga puluh lima hari atau selapan(jw) di masjid Nurul Huda, masjid yang berada di sebelah tempat tinggal saya ada kajian rutin. Namanya pengajian  Ahad Pahing pagi, yaitu setiap   Hari Ahad pasaran Pahing. Waktunya pagi hari. Pengajian ini diadakan oleh para tokoh NU di Kecamatan setempat. Saya termasuk  panitia bagian konsumsi. Sehingga    saya dan konco wingking bagian dapur selalu menyediakan sarapan untuk panitia dan penceramahnya.

Kegiatan ini sudah berlangsung lebih dari sepuluh tahun. Seingat saya  sejak tahun 2010. Pengajian dimulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB. pengajian ini sifatnya umum, sehingga yang hadir pun beragam, mulai pedagang di pasar, pegawai, petani, buruh tani, guru dan semua lapisan masyarakat.

Sebagai panitia konsumsi saya rutin menyiapkan sarapan.  Tak lupa gorengan dan jaminan sekadarnya untuk menemani kopi dan teh. Walaupun sifatnya sarapan pagi namun bagian konsumsi menyiapkan kurang lebih untuk 40 orang, biasanya panitia, pengurus, dan tamu undangan ikut sarapan membersamai penceramah.

Sebagai seksi konsumsi saya bergerak cepat. Dibantu dua orang pramusaji,  kami masak mulai pukul 03.00 dini hari dan selesai tepat pukul 05.30. Makanan sudah siap disajikan. Biasanya dibuat prasmanan dengan bermacam-macam lauk dan sayuran.  

Tak ketinggalan kami menyediakan teh  hangat dan jaminan seperti singkong goreng, pisang rebus dan aneka makanan ringan lainnya. Biasanya penceramah beristirahat dulu sebelum menuju  ke mimbar.

Saat itulah kami menyiapkan teh dan wedang jahe. Selama ini saya menggunakan teh  dengan berbagai merk mulai teh poci, teh naga, teh sariwangi, teh bandul, teh dandang dan masih banyak lagi yang sudah saya coba.

Varian rasa teh yang sudah dimodifikasi dengan kreativitas penjual. Gambar dari : IStock
Varian rasa teh yang sudah dimodifikasi dengan kreativitas penjual. Gambar dari : IStock

Bagi saya rasa khas teh semuanya sama, yang membedakan adalah aromanya.

Nah dari sekian teh yang sudah puluhan tahun saya buat saya terkesan dengan rasa teh yang saya dapatkan dari teman.

Namanya teh Candi Wayang. Berbentuk sasetan. Tehnya di rajang kecil-kecil bukan bubuk-an. Rasanya mak Nyus, aromanya khas seperti ada susunya, ini  lain dari yang lain. Bahkan saat kami  suguhkan pada Pak Kyai, beliau terkesan dan menyampaikan katanya rasa tehnya enak. Bahkan Beliau menyampaikan nikmat rasa teh di depan jamaah. Kami tersanjung dengan ungkapan Pak Kyai jika teh yang disuguhkan rasanya berbeda.

Namun hari ini teh itu sudah habis, saya sendiri tidak tahu mau beli di mana karena saya mendapatkan dari teman saya yang kebetulan memberikanku sebagai oleh-oleh dari probolinggo.  

Teh memang bukan minuman yang mewah, siapa saja bisa menikmatinya mulai raja hingga rakyat jelata. Hanya saja berbeda cara penyajiannya. Bahkan jika saya berada di Klaten tempat adik saya tinggal, minum teh cukup tawaran saja tanpa gula.

Cara membuatnya cukup memasukkan teh rajangan ke dalam askan dan itu sebagai minuman setiap hari tanpa ada gula, jadi rasanya hambar, namun aroma tehnya khas.

Lain lagi saat berada di rest area Lamongan saya menikmati teh dengan penyajian yang berbeda. Teh hangat siap minum  berada dalam cangkir lengkap dengan lepeknya, namun ada lagi semangkok gula dan  sendok. Satu nampan berisi secangkir teh tawar dan semangkok gula pasir . Pembeli bisa memasukkan gula sesuai selera. Cara seperti ini memberikan pilihan bagi pembeli, barangkali pembeli bisa menambah atau mengurangi gula atau bahkan tidak pakai gula sama sekali.

Teh adalah minuman yang sudah melegenda, bagi masyarakat desa maupun kota teh dan kopi adalah hal yang lumrah  ada dan sangat digemari. Beruntung tanaman teh tumbuh subur di negeri sendiri sehingga harga sangat terjangkau, bahkan bisa dibilang cukup murah. 

Selain rasa teh yang nikmat, manfaat dan khasiatnya banyak sekali diantaranya

Minum teh banyak manfaatnya. Dokpri
Minum teh banyak manfaatnya. Dokpri

Satu, untuk menghilangkan radikal bebas

Di dalam tubuh kita terdapat sel-sel yang berfungsi untuk mngubah zat gizi pada makanan menjadi energi. Juga untuk menjalankan fungsi tubuh. Di sisi lain di dalam tubuh juga ada radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh. Radikal bebas muncul saat terjadinya pembakaran. 

Beruntung di dalam teh mengandung zat anti oksidan yang memiliki kemampuan melawan radikal bebas pada tubuh.Sehingga jika kita minum teh maka anti oksidan masuk dan menetralisir radikal bebas yang ada dalam tubuh.

Dua, membantu menurunkan berat badan  

Minum teh dapat juga membantu membakar lemak dalam tubuh, apalagi dibarengi dengan  berolah raga. Minuman yang satu ini hampir tidak ada kalorinya, sehingga sangat bagus untuk membantu menurunkan berat badan. Asalkan minumnya jangan menambah banyak gula. Karena kandungan dalam teh dapat menghambat penyerapan lemak.

Tiga, memperbaiki kualitas tidur

Adakalanya seseorang mengalami susah tidur, apalagi menjelang usia yang sudah menua. Namun jangan hawatir, teh dapat memperbaiki kualitas tidur. Usahakan minum teh hangat dengan sedikit gula sambil bersantai sebelum tidur. sebuah penelitihan di jurnal "Integrative Medicine Reseach" menyatakan bahwa minum teh sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur bagi seseorang yang mengalami insomania.

Bapak dan Ibu, ada banyak hal yang harus kita syukuri di negeri tercinta Indonesia. Diantaranya kita bisa menikmati hasil kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam diantaranya teh. Selain murah, mudah di dapat juga banyak manfaat. 'Maka nikmat mana lagi yang engkau dustakan'.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun