"Bu, bagaimana mungkin pembelajaran P5 dapat meningkatkan pendidikan karakter"?
"Kita kan mau buat olahan kedelai menjadi tempe, kenapa juga hars ada karakternya"?
Adalah pertanyaan yang muncul saat kami dewan guru menyepakati untuk mengambil tema kewira usahaan pada kegiatan P5 semester ini.
Pada semester 1 tahun pelajaran 2024/ 2025 ini saya dan Tim pengembang Kurikulum menyepakati tema kewirausahaan dengan  proyek membuat tempe dan susu kedelai.
Terlebih dulu saya menyampaikan latar belakang mengapa memilih olahan kedelai? Ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan antara lain,
- sebagian besar penduduk di lingkungan sekolah adalah petani.
- musim panen tahun ini adalah kedelai
- kedelai menjadi olahan makanan yang lebih sering dijumpai di warung atau di pasar
- tempe dan susu kedelai bisa diolah secara konvensional tanpa harus menggunakan mesin modern.
Dari alasan dan pertimbangan di atas kami menyepakati untuk membuat produk dari bahan olahan kedelai, yang mudah di dapat dan mudah pula mengolahnya. Â
Menjawab pertanyaan di atas maka bisa dipahami bahwa tujuan dari kegiatan P5 atau penguatan program profil pelajar Pancasila adalah mengimplemntasikan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu seperti apa korelasinya antara p 5 dengan Pancasila. Dalam P5 ada enam dimensi yang bisa di terapkan dalam pembelajaran. Enam dimensi itu adalah beriman, dan bertakwa pada Tuhan yang Esa dan berahlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis.
Diri keenam dimensi tersebut kita harus menentukan dalam sebuah proyek yang akan kita lakukan apa saja yang bisa ditanamkan pada anak. Nah dalam satu proyek pembelajaran tentu akan ada beberapa dimensi yang saling terkait.