Menunggu itu menjemukan, Menunggu adalah pekerjaan yang tidak disukai banyak orang, menunggu juga menjadi pekerjaan yang belum pasti.
Beberapa ungkapan di atas adalah gambaran mereka yang merasakan betapa pekerjaan menunggu itu membosankan. Banyak orang tersulut emosi karena menunggu, bahkan banyak kasus pertengkaran dikarenakan saling serobot tidak sabar menunggu giliran.
Seperti biasa kami bendahara dan petugas pemangku kepentingan Bantuan Operasioanal Sekolah (BOS) saat transfer atau belanja kebutuhan sekolah selalu antre  menunggu berjam-jam di depan teller untuk menunggu giliran dipanggil oleh mesin suara di Bank.
Saya berangkat pukul 4.00 pagi mendapat nomor urut 28. Saat saya konfirmasi yang mendapat antrean no 1 ternyata berangkatnya pukul 02.00 dini hari. Bahkan banyak yang shalat subuh di mushalla samping Bank  karena berangkat sebelum subuh.
Pertama-tama kita menyediakan sendiri kertas kosong, bagi yang datang pertama kali menulis nomor dan asal sekolah. Begitu seterusnya hingga menjelang kantor buka. Kemudian saat jam kantor buka nomor pengambilan langsung dibagi oleh satpam sesuai nomor urut yang tertulis di kertas.Â
Begitulah pejuang BOS saat akan transfer dan belanja kebutuhan sekolah. Kami harus pagi-pagi datang supaya mendapat antrean lebih awal. Saat transaksi pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena teller akan mentransfer sejumlah belanja kepada toko yang telah kami tentukan melalui Siplah.
Apalagi jika kami harus bareng-bareng dengan keluarnya BOP TK atau PAUD maka harus lebih pagi lagi. Biasanya kami mengetahui siapa saja yang jadual pencairannya sama, bisa jadi bersamaan dengan perangkat Desa, atau BOP Madrasah.
Jika demikian kami harus menyiapkan makanan ringan atau snak untuk menganjal perut saat menunggu hingga beberapa jam lamanya. Mulai subuh hingga sore hari, tergantung mendapat nomor antrean berapa saat kita datang. Ada yang bawa pisang rebus, cemilan hingga getuk, he he.
Nah, saat itulah kita harus pandai-pandai mengisi kebosanan. Lalu apa saja yang bisa dilakukan saat menunggu antrean panjang?
Menulis