Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Antara Mertua dan Menantu Harus Rukun

18 Mei 2024   17:23 Diperbarui: 18 Mei 2024   19:00 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua  perilaku suami harus persetujuan dengan ayah Pamela. Pamela yang selama ini selalu menuruti kata sang ayah, tidak bisa bertutur apa-apa saat Ayah Pemela memberikan kata-kata yang tidak pantas pada suami Pamela, padahal bermula dari masalah kecil saja yang bisa diselesaikan oleh mereka berdua.

Namun berujung dengan penjemputan Pamela berada di rumah suami, sang ayah membawa pulang paksa ke rumah. Pamela yang sebenarnya mencintai suaminya terpaksa mengikuti apa kata ayahnya.

Dengan rasa takut, dan tunduk dengan nasehat ayah, Pamela pun pulang denga rasa berat berpisahkan dengan sumi tercintanya. Banyak perkataan yang tidak pantas diucapkan sang mertua, salah satunya menantu dituduh mengambil hasil panen di sawah.

Padahal menurut suami Pamela dia tidak melakukan, hanya saat panen kedelai di kebun mertua dia ambil yang masih hijau untuk direbus di rumahnya sendiri. memang tanpa sepengetahuan ayah Pamela, namun dari kejadian tersebut dia dituduh maling.

Itulah pemicu berpisahnya Pemela dengan suami tercinta. Setelah kejadian itu Pamela dibawa pulang ayahnya dengan paksa. Suamipun tidak punya daya untuk membela dirinya. Nasi telah menjadi bubur, menyesal memang dibelakang hari, dua minggu setelah kejadian ternyata Pamela hamil.

Sontak membuat ayah Pamela menyesal sudah membawanya pulang, tanpa mengetahui jika Pamela ternyata sudah hamil. Setelah pulangnya Pamela ke rumah orang tua, suaminya pun bekerja ke luar Jawa hingga saat ini tak ada kabar beritanya, kini Ayah Pamela yang menanggung kehidupan Pamela dan anaknya.

Saya dan mertua. Dokpri
Saya dan mertua. Dokpri

Inilah sepenggal cerita runtuhnya rumah tangga adanya campur tangan mertua terhadap menantu. Kehadiran mertua dalam rumah tangga takbisa dihindari, mereka telah menjadi bagian dari keluarga kita.

Senang atau tidak mereka adalah orang tua suami atau istri kita, sehingga apapun yang terjadi kita harus bisa menyamakan persepsi, mengerti mereka dan tetap menghormatinya.

Ada yang harus mengalah walaupun tidak kalah, itu karena mengedepankan tawadhu' kita terhadap mertua. 

Saya misalnya ada beberapa pendapat mertua yang tidak sejalan dengan saya, mertua pingin ini dan itu, saya cukup menyadari bahwa beliau jauh lebih tua dari kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun