Â
Berharap cerita saya nanti menjadi buku solo. Saat mengikuti kelas menulis, Pah Cah selalu menyampaikan tulislah apa yang kamu alami, tulislah apa yang kamu lihat, tulislah apa yang kamu dengar.
Dari kalimat itu saya mempraktekkan langsung apa yang menjadi pengalaman-pengalaman saya, akhirnya menjadi tulisan, alhamdulillah sampai saat ini saya telah memiliki lima buku solo.
Kopdar yang berlangsung seru di rumah Pak Cah menunjukkan komitmen kami para Emak-emak yang menyisihkan waktunya di sela-sela kesibukan kami para Emak. Terbayangkan, bagaimana sibuknya Emak-emak pada usia emas.
Rata-rata dari kami hampir seusia, antara 40-50 tahun. Usia dimana kita sedang banyak tanggung jawab, baik dalam keluarga, karir, maupun di masyarakat. Sehingga mencari waktu luangpun tidak gampang. Apalagi yang sudah punya cucu, bertambahlah sibuknya.
Kami Emak-emak harus mencari waktu luang bahkan menominasikan kopdar ini diantara acara yang lain. Seperti Mak Rini, beliau seorang dokter yang harus melayani pasien di rumah. Beliau sengaja meliburkan jadual prakteknya dengan menuliskan 'Dokter libur selama tiga hari'.
Tentu pengalaman yang berbeda-beda disampaikan para emak, dengan mengunci beberapa kegiatan agar silaturrahmi kopdar bisa terlaksana dengan aman dan lancar. Salah satunya mengantongi izin suami, juga mengkondisikan anak-anak bagi yang masih punya anak usia SD, seperti saya.
Nah, beberapa Emak yang perlu saya kenalkan di sini diantaranya :
Satu, Dede Nur Janah, Â Mak Janah kami memanggilnya. Beliau pengajar di SD Bina Amal Semarang. Saat di tanya tentang buku solonya beliau malu-malu menjawabnya karena masih dalam proses. Namun demikian sudah menemukan judul 'Belum Mau Pulang".
Saat kopdar kemarin beliau datang dengan putra tercintanya dengan naik motor. Melihat semangat beliau yang luar biasa ini, perlu diacungi jempol, bahwa komitmen untuk bersilaturrahmi sebagai  perwujudan menyambung persaudaraan sesama muslim.