Saya merasa tersanjung, sungguh perhatian Mbak Bibi luar biasa terhadap anakku. Hari itu ulang tahun ke 4. Meniup lilin setelah mandi kemudian kue dibagi-bagi dengan teman-teman kecilnya termasik dengan anak Mbak Bibi.
Terbersit di hati, "Perhatian banget Mbak Bibi terhadap anakku ya". ucapku dalam hati.
Dua bulan setelah kejadian itu, tiba-tiba ada tetangga yang menanyakan "Bu, putrane sudah punya akte?"
"Ya sudah," jawabku.
"Coba jenengan cari."
"Lo, la wong tak ada kepentingan kok, biasane yo di alamari Bu." jawabku sekenanya saja
Setelah tidak ada respons apapun dari saya besuknya menyampaikan: "Bu, Jenengan cari aktene putrane, ada apa tidak."
"Lo, memangnya kenapa to, dengan akte anak saya," tanyaku heran.
"Saya mendengar kabar jika aktene putrane kok menjadi anggunan di koperasi, tempat pinjaman kumpulan ibu-ibu."
Kaget bukan kepalang saya, seumur-umur baru kali ini saya mendengar jika akte bisa dibuat anggunan di koperasi. Saya pun segera pulang dan mencari keberadaan akte, ternyata betul di rumah tidak ada.