Latar Belakang
Mulyorejo adalah desa tempat tinggal saya. Saya sendiri bukan asli penduduk sini. Saya berasal dari Kota Reog Ponorogo. Namun, karena mengikuti tugas suami, mencari suket ijo kata orang Jawa. akhirnya saya terdampar di Desa Mulyorejo Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban. Â
Perkembangan desa ini sungguh luar biasa, pertama kali masuk di desa ini sejak tahun 1996, kurang lebih 27 tahun saya berada di kampung ini. Saat pertama kali datang kampung ini dalam keadaan gelap karena belum ada listrik.
Masyarakat mengandalkan lampu diesel yang dikelola masyarakat setempat. Waktunya hanya pada malam hari, mulai pukul 18.00-23.00 WIB. Selebihnya gelap lagi. Saya ingat yang memiliki TV baru satu orang sehingga setiap malam orang berduyun-duyun menonton TV layaknya layar tancap. Maklum tak ada hiburan selain itu.Â
Selain itu masyarakatnya pun belum begitu maju terbukti belum ada yang punya jamban sendiri. Hampir seluruh masyarakat yang ingin buang air besar pergi ke sungai.
Seiring dengan perkembangan zaman, listrik mulai masuk desa sehingga penerangan lebih mudah. Sudah ada beberapa rumah yang memiliki TV. Di samping itu masyarakat mulai sadar akan pentingnya jamban, Ada beberapa penduduk yang membuat jamban, termasuk saya yang memulainya terlebih dahulu.
Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, Â Desa Mulyorejo sudah maju seperti desa-desa lain di kota Tuban.
Menurutku, Desa Mulyorejo sangat strategis, penduduknya sebagian besar petani. Desa ini terletak kira-kira 45 Km dari kota Tuban dan 25 KM dari Kota Bojonegoro. Sehingga walalupun berada di wilayah Tuban namun kebanyakan penduduknya banyak yang melakukan transaksi jual beli di Kabupaten Bojonegoro, selain lebih dekat juga lebih terjangkau.
Desa Mulyorejo terdapat dua Dusun yaitu, Dusun Pandean dan Dusun Trembul. Saya sendiri berada di wilayah Pandean. Di Dusun Trembul ada sebuah tempat yang diuri-uri masyarakat setempat.
Saya sendiri tidak begitu paham tentang adat istiadat Dusun Trembul, namun dengan berjalannya waktu, saya mulai mengenal kebiasaan penduduk sini. Salah satunya setiap tahunnya selalu melakukan upacara sedekah bumi di bumi Tunggon.