Menjadi single parent bukanlah sebuah keinginan, bahkan siapapun tidak akan mau jika takdir itu harus memilih. Ketika seseorang menikah maka doa yang dimunajdkan pasti ingin mempunyai keluarga yang bahagia, sakinah mawaddah wa rahmah, langgeng sampai kakek nenek.
Namun sebuah rencana hanyalah prediksi manusia, sedangkan Alloh SWT menakdirkan seseorang sesuai kehendaknya. Ketika dalam kandungan, ruh yang masih berumur 4 bulan, telah ditetapkan rezekinya, jodohnya, amalnya  dan ajalnya. Sehingga siapapun tidak dapat mengelak dari takdir yang Allah tentukan.
Wanita menjadi single parent beraneka macam sebab, misalnya karena kasus perceraian, ditinggalkan suami yang tak ada kabar beritanya, suami atau istri meninggal. Â Namun pada ulasan ini penulis ingin membahas single patrent tersebab suami yang terlebih dulu menghadap sang pencipta.Â
Siapapun tentu tidak ingin mengalami hal itu, namun jika takdir menentukan terjadi pada sebagian wanita, maka hendaklah diterima dengan hati yang lapang, ihlas dan legowo.
Untuk itu menjadi wanita single harus kuat, tangguh dan bersahaja. Mengapa demikian? Setelah tidak bersuami maka akan banyak perubahan yang dihadapinya. Salah satunya menyiapkan mental dan menjaga diri.
Untuk pertama kalinya dia akan menyandang  status  janda atau cerai mati.  Nah, kalimat  itu tentu menimbulkan banyak  perspektif di masyarakat. Maka dari itu penting kiranya menjaga diri atau muru'ah juga nama baik keluarga agar status single parent  bukan menjadi penghalang untuk berprestasi.
Single parent atau orang tua tunggal mempunyai tanggung jawab yang tidak gampang. Karena semua beban keluarga otomatis akan ditanggung  sendiri, mulai dari pendidikan anak, biaya sekolah, keperluan sehari-hari juga masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga.  Sehingga seorang single mom harus kuat dan tangguh dalam menjalankan kehidupannya.
Ada sahabat saya yang menjadi single parent, sebut saja Mbak Wafi. Dia memilih untuk tidak menikah lagi, sejak suaminya meninggal sepuluh tahun yang lalu. Keteguhan dan kesungghuan hatinya mengurus dan mendidik empat orang anaknya patut diacungi jempol.
Ketika ditinggal suami, bungsunya baru berusia 6 tahun.  Saat ini putra pertamanya kuliah di Islamabad Pakistan, putra keduanya di UIN Banten, putri ketiga dan keempatnya di Ma'had muqoddasah  Ponorogo untuk tahfidz quran.