Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Doa dan Sangu Slamet yang Tak Pernah Kudengar Lagi

14 Agustus 2022   20:07 Diperbarui: 14 Agustus 2022   20:12 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak yang sedang bersalaman. Gambar dari Islam kaffah

Jika mendengar kata sangu maka yang terlintas di pikiran kita adalah uang. Bahkan saat ini sangu menjadi kebutuhan pokok anak sekolah. Saking pokoknya bahkan ketika anak tidak punya sangu maka tidak jadi berangkat sekolah.

Dulu waktu saya  SD sangu ke sekolah adalah uang recehan Rp 25 gambar burung. Seingat saya peruntukannya sebagai berikut; Rp 20 untuk beli tepo, Rp 20 lagi beli dawet dan sisanya krupuk. Saat ini uang receh itu sudah tidak ada. Semakin tinggi tingkatan kelasnya justru saya sudah tidak ada jatah sangu bahkan sampai lulus Aliyah.

Orang tua saya mendidik anak-anaknya hidup sederhana, prihatin, apa adanya dan memang keadaannya serba kekuarangan, ada lima bersaudara yang semuanya bersekolah. Saya adalah anak pertama sehingga semakin besar, dan semakin tinggi tingkat kelasnya, jatah sangu dialihkan kepada adik saya yang lebih kecil.

Sehingga nyaris saya kurang merasakan nikmatnya sangu di masa-masa sekolah. Justru menginjak Tsanawiyah hingga aliyah, tidak ada lagi jatah sangu. Untungnya saya termasuk anak yang ndablek dan percaya diri saja walaupun tanpa sangu bagiku tidak  masalah.

Saya paling ingat ketika pamit dan cium tangan sama Bapak, maka Bapak cukup menyampaikan kata "Sangune slamet ya nduk", adalah kata-kata yang paling sering saya dengar  waktu itu. Hingga telah menikah dan mempunyai anak, Bapak selalu mengatakan kalimat  yang sama.

Setelah Bapak meninggalkan kami delapan tahun yang lalu maka nyaris kata-kata itu tak pernah lagi kudengar hingga saat ini saya telah menjadi seorang ibu dari anak-anak saya.

Entah mengapa, kata-kata Bapak kembali kuingat setelah kejadian yang menimpa anakku dua minggu yang lalu, tepatnya tanggal 26 Juli 2022. Kecelakaan  yang menyebabkan tulang selangka bagian kanan patah dan harus operasi.

Timbul perasaan dan penyesalan dalam hati, benarkah saya kurang bisa memberi sangu slamet pada anakku seperti yang dulu disampaikan almarhum Bapak kepada saya, putrinya.

Dulu terkadang timbul iri melihat teman-teman yang setiap sekolah selalu diberi sangu, sedangkan saya setiap pamit hanya ucapan sangu slamet dari Bapak. Saat ini baru kusadari begitu dalam makna dari sangu slamet itu.

Apa arti selamat 

Selamat menurut KBBI berarti terbebas dari mara bahaya, malapetaka, dan terhindar dari benacana.  Orang Jawa menyebutnya dengan kata  slamet   yang berarti doa dan pengharapan semoga kita selalu dalam keadaan selamat dari  segala macam bencana yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.  Mungkin seperti itulah gambaran doa Bapak setiap kali aku pamit kepada Beliau.

Kini kalimat itu tinggal kenangan, sudah sepantasnya aku mewarisi kata-kata itu untuk anak-anakku sebagi kekuatan doa jika berpamitan, setiap akan pergi menunaikan tugasnya atau akan bepergian keluar rumah.  

Berikut makna doa yang perlu diketahui

Ilustrasi anak yang sedang bersalaman. Gambar dari Islam kaffah
Ilustrasi anak yang sedang bersalaman. Gambar dari Islam kaffah

Pertama, Doa adalah kekuatan

Doa adalah senjata dan kekuatan orang-orang yang beriman (H.R al-Hakim dari Ali bin thalib). Ibnu Qoyyim mengatakan, "Jika perisai doamu lebih kuat dari musibah maka ia akan menolaknya, tetapi jika musibah lebih kuat dari perisai doamu, maka ia akan menimpamu, namun doa itu sedikit tetap akan mengurangi efeknya. Dan jika perisai  doamu seimbang dengan kekuatan musibah, maka keduanya akan bertarung."

Dari uraian diatas dijelaskan begitu pentingnya doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT, bahkan menjadi kekuatan bagi orang-orang yang beriman. Tak ada doa yang sia-sia,  karena semua akan bernilai bahkan menjadi perisai bagi kita. jika telah berdoa dan musibah tetap terjadi maka akan mengurangi efek dari bahaya yang terjadi.

Kedua, doa adalah sebuah pengharapan.

Seperti ilustrasi yang saya sampaikan di atas bahwa Bapak selalu memberikan doa selamet untuk anak-anaknya. Hal itu menjadi harapan orang tua agar anaknya selamat dalam perjalannannya.

Memang kelihatannya sepele, bahkan dianggap sebagai pemanis di bibir saja namun kenyataannya justru doa mengharap keselamatan itulah yang menjadi kekuatan besar.

Untuk apa membawa sangu, uang yang banyak dan bekal yang cukup jika ternyata di dalam perjalanan ada bahaya yang mengintainya, maka cukuplah Tuhan melindungi kita melalui doa yang kita panjatkan.

Untuk itu penting bagi kita menambah harapan selamat dari doa-doa kita agar benar-benar diselamatkan oleh Allah SWT dari musibah yang menimpa.

Ketiga, doa merupakan suatu ibadah

Disamping kita mempunyai harapan dari doa-doa kita, ternyata berdoa sendiri merupakan perintah Allah SWT yang bernilai ibadah. Dan barang siapa yang melakukan perintah Allah maka baginya mendapatkan pahala. Bahkan doa sendiri menjadi inti dari suatu ibadah.

Sungguh Allah Maha Penyayang, sebagai hamba kita diperintahkan untuk berdoa, bahkan dalam doa tersebut kita diberi keleluasaan untuk memohon kepadaNya. Namun perlu diingat  jika Tuhan belum memperkenankan doa kita maka janganlah berputus asa.

Allah lebih mengerti dan bijaksana menentukan  doa hambanya, mana yang pantas untuk dikabulkan dan mana yang pantas untuk ditangguhkan. Maha suci Allah, Dzat yang Maha mengetahui.

Bapak dan Ibu, Berdoa adalah ibadah yang menjadi kekuatan batin kita, dapat membimbing dan menunjukkan ke jalan yang diridloi Allah SWT.

Bagi seorang muslim mungkin tidak asing lagi dengan doa sapu jagat yaitu Rabbana atina fiddunya hasanah, wafil akhirati hasanah waqina 'adzabannar. Yang artinya, "Ya Allah berilah kami kebaikan(keselamatan) di dunia dan berilah kebaikan (keselamatan ) di akhirat, dan jauhkanlah kami dari api neraka.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Bahan bacaan :  

  • Kekuatan doa yang harus diketahui oleh umat Islam, dream.co.id
  • Kekuatan di balik doa,  syariat agama yang dicontohkan Rasul, republika, co.id

                         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun