Semua peristiwa pasti ada hikmahnya. Ungkapan sekaligus kata bijak yang memberikan ruang pengharapan terhadap peristiwa yang telah terjadi. Berawal dari adanya pandemi covid pada tahun 2019 yang lalu menjadikan semua lini kehidupan vacum dari segala rutinitas dan aktivitas. Termasuk di dalamnya dunia pendidikan.
Dalam rangka menghindari penyebaran covid, banyak agenda kegiatan yang tertunda bahkan ditiadakan. Seperti adanya larangan tatap muka dalam pembelajaran karena menghindari kerumunan.
Dunia pendidikan mati gaya, namun demikian pemerintah dalam hal ini Kementerian pendidikan mengharuskan pembelajaran tetap berlangsung. Untuk itu pembelajaran moda jaringan internet atau daring menjadi solusi yang tepat.
Walaupun sebenarnya banyak kendala dan kekurangan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Guru yang terbiasa berinteraksi dengan peserta didik akhirnya cukup berada di rumah dengan melaksanakan pembelajaran dengan moda daring atau Work from Home atau WFH.
Kesempatan yang luang di rumah inilah yang kemudian mempertemukan saya dengan "Kelas Menulis Online"atau KMO yang dimentori oleh Ustd Cahyadi Takariawan. Dari kelas itu kemudian saya dikenalkan dengan EPK "Emak Punya Karya"".
Dari kelas itulah saya mengenal dunia menulis tepatnya bulan September 2020. Alhamdulillah dari pengalaman mengikuti kelas dan juga berinteraksi dengan teman-teman yang saling memberi support saat ini saya telah menerbitkan tiga buku solo.
Buku pertama saya lauching tanggal 20 Desember 2020 dengan judul : "Fandzuri Aina Anti". Buku yang berisi tentang bagaimana perjuangan seorang isteri selama delapan tahun mendampingi suami yang sakit akibat kecelakaan.
Bagaimana suka duka menjalani kehidupan sebagai isteri sekaligus perawat bagi suaminya. Keberaniannya memberikan suntikan insulin setiap hari membawanya semakin akrab dengan jarum suntik.