Belajar bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Namun, juga membekali mereka dengan menanamkan rasa percaya diri dan mental yang kuat.
Hal ini penting menjadi prioritas karena kita tidak ingin melihat peserta didik menjadi pemuda yang mlempem, minder bahkan tidak punya jati diri. Percaya diri perlu ditanamkan sejak dini. ini penting, supaya mereka dapat mengeksplor kemampuan yang seharusnya ditunjukkan agar mereka mempunyai nilai lebih.
Pagi itu, ketika apersepsi pembelajaran berlangsung, saya bertanya tentang materi yang sudah pelajari, "Anak-anak, apakah fungsi air bagi tumbuhan?"
Anak-anak diam saja, ada beberapa yang menjawab tapi dengan suara lirih, hanya grenang-greneng seperti suara tawon.
"Ayo, siapa yang bisa menjawab, angkat tangan" Saya mempertegas pertanyaan
Namun tetap saja mereka tidak mempunyai keberanian untuk mengangkat tangan, padahal saya tahu diantara mereka ada yang bisa menjawab.
"Anak-anak, jangan takut salah, bahkan kamu bisa menjawab ini dengan mudah".
Selanjutnya saya perintahkan untuk menulis jawaban di atas kertas. Setelah melihat jawaban mereka ternyata banyak yang bisa menjawab dengan benar.
Dari ilustrasi diatas, saya memilih untuk menerapkan metode pembelajaran Inkuiri.
Metode pembelajaran Inkuiri
Menurut pendapat Sanjaya (2006) bahwa Metode Inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analistis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 2 ISSN 2354-614X
Metode ini sangat tepat digunakan pendidik, karena banyak peserta didik yang kurang percaya diri terhadap kemampuan dirinya, akibatnya beberapa siswa yang mampu dari segi kognitif, jika diberi pertanyaan dari guru, mereka banyak diam, dan enggan menjawab, padahal mereka mengerti atas jawabannya.
Metode ini diharapkan dapat menggugah kembali keingintahuan siswa terhadap permasalahan atau materi, sehingga dapat menggunakan pikiran kritis mereka. siswa akan termotivasi untuk menyampaikan jawaban yang telah ditemukan, baik dari hasil analisisnya sendiri maupun dengan cara berdiskusi.
Adapun langkah-langkah yang saya lakukan sebagai berikut :
Pertama, menyampaikan bahwa pembelajaran itu membutuhkan logika ilmu.
Guru diharapkan menyampaikan tentang kebenaran ilmu dalam pendidikan. "Anak-anak, ketika kalian belajar maka kalian akan mendapatkan sebuah ilmu. ilmu yang didapat adalah sebuah kebenaran, dan kebenaran itu harus disampaikan jangan sampai disembunyikan".
Artinya ketika mengetahui sesuatu itu benar, maka kewajiban kita menyampaikannya. Seperti yang baru saja bu guru lakukan, memberi pertanyaan "apa fungsi air bagi tumbuhan?", maka kalian yang tahu jawabannya harus menyampaikan dengan jelas dan penuh keberanian.
Kedua, berani mencoba, mulai sekarang.
Sukses diraih dari seorang yang berani mencoba, berani bereksperiman, berani menyampaikan pendapatnya. Sukses bukan orang yang hanya berdiam diri, pasif dan tidak mau berusaha.
Selama masih dalam pembelajaran dan terbimbing dengan guru maka jangan takut salah, mengapa? Karena kesalahan dalam pembelajaran di kelas pasti akan di luruskan Bapak/Ibu guru.
Peran Bapak/Ibu guru untuk mendampingi dan membimbing siswa dalam belajar, jadi gunakan kesempatan pendampingan ini dengan sebaik-baiknya.
Justru mereka akan bangga jika peserta didiknya berani menyampaikan pendapat, walaupun belum seluruhnya benar.
Ketiga, belajar menemukan kemampuan diri.
Kemampuan seseorang berbeda-beda, dengan pembelajaran inkuiri akan mengerti sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa. Guru harus memiliki kreativitas sehingga stimulus atau rangsangan yang diberikan benar-benar menarik bagi siswa.
Menciptakan kondisi melalui diskripsi cerita atau kasus yang dapat merangsang rasa ingin tahu peserta didik, dengan demikian mereka dapat berlatih menggunakan pikirannya pada suatu masalah yang akan diselesaikan.
Keempat, memberikan pertanyaan sebagai rangsangan atau stimulus.
Guru memberikan pertanyaan pemancing agar peserta didik dapat terarah dalam merumuskan masalah sesuai yang diharapkan guru. Tidak mudah bagi peserta didik untuk merusmuskan masalah dan menjawab dengan keberanian jika mereka belum terbiasa dan terlatih.
Inilah tugas guru harus selalu mengeksplor kemampuan siswa, agar mereka memiliki kemampuan dan timbul kepercayaan diri. Jika mereka telah yakin akan kebenaran sebuah jawaban, maka dengan bangga dan percaya diri segera merespon dan menyampaikan jawabannya.
Kelima, Bangun kepercayaan diri melalui Latihan
Banyak cara yang dilakukan untuk membangun kepercayaan diri pada siswa, seperti yang biasa saya lakukan, pertama, membiasakan anak-anak membaca cerita di depan kelas secara bergantian. Selanjutnya, guru menanyakan siapa tokoh yang ada dalam buku, apa isi cerita yang telah di baca.
Dengan memberikan stimulus atau rangsangan berupa pertanyaan, maka anak akan berlatih berbicara di depan kelas. Jika kegiatan ini sering dilakukan anak akan terbiasa mengungkapkan apa yang sudah mereka pahami.
Pada kegiatan ini bisa juga disebut dengan merumuskan masalah, dengan pertanyaan yang disampaikan guru akan membuat peserta didik benar-benar belajar. Pembelajaran ini akan diahiri dengan merumuskan masalah, sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang sedang dipelajari.
Bapak dan Ibu, mari bangun kepercayaan anak-anak kita dengan menunjukkan kebenaran, dengan begitu mereka akan mampu menyampaikan dengan tanpa beban.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H