Memberikan kenyamanan peserta didik waktu pembelajaran adalah prioritas utama yang perlu dikondisikan saat pembelajaran berlangsung, jangan sampai peserta didik merasa bosan dan ingin cepat meninggalkan kelas karena situasi tidak menyenangkan, bahkan terkesan menjenuhkan.
Di sinilah pentingnya guru menentukan formula metode pembelajaran, supaya peserta didik  betah berada di dalam kelas sebelum bel istirahat berbunyi.
Seperti yang pernah terjadi, hari itu pelajaran matematika, saya menyajikan materi tentang KPK( Kelipatan persekutuan terkecil) dan FPB( Faktor Persekutuan terbesar) Setelah beberapa kali memberikan contoh di papan tulis, hanya sebagian siswa yang dapat memahaminya.
Sejak dulu, pelajaran matematika menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian siswa, walaupun ada yang suka pelajaran ini, namun prosentasenya lebih sedikit.
Bahkan ketika pembelajaran berlangsung  mereka merasa terpenjara dengan kondisi yang kurang nyaman, salah satu penyebabnya karena kurang memahami materi. Sehingga ketika diberi soal untuk diselesaikan di buku, yang ada hanya ingin keluar dari zona yang tidak nyaman menuju zona bebas yaitu jam istirahat untuk bermain.
Bukan tidak punya alasan mereka tidak suka, karena pelajaran ini butuh kemahiran dalam perkalian, menurutku kunci dari pelajaran matematika adalah hafal perkalian.
Identifikasi masalah
Saat ini pembelajaran tatap muka telah berlangsung kurang lebih dua bulan, ada beberapa siswa  yang menjadi catatan saya, kali ini saya menemukan sebagian besar siswa kurang menyukai pelajaran matematika.
Beberapa kali pertemuan ada sebagian siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR). Setelah ditanyakan penyebabnya, akan menjawab:"Lupa Bu,".
Rasanya tidak mungkin  anak-anak ini lupa pada pekerjaan rumahnya, setelah saya cek satu persatu, ada beberapa siswa yang mengerjakan namun salah semua.